Senin, 23 Maret 2015

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI PAUD (PENERAPAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TK. YP. WONOKITRI SURABAYA)

PENERAPAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA  PADA ANAK
KELOMPOK B TK. YP. WONOKITRI SURABAYA



SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Anak Usia Dini


LOGO


Oleh :

YUDHA ENISA






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SURABAYA
2015













I.                   PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan sekolah. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan, jasmani dan rohani anak di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Adapun yang memnjadi tujuan program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak adalah untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Masa anak-anak adalah masa bermain, oleh sebab itu kegiatan pendidikan di taman kanak-kanak diberikan melalui bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.
Menurut Drs. Sudarna (2014 : 3), Howard Gerdner mengidentifikasikan kecerdasan menjadi tujuah macam yaitu Linguistik (berkaitan dengan bahasa), Logid-matematis, Spacial (Ruang dan Gambar), Musikal (musik, irama, dan bunyi/suara,), Interpersonal (antar pribadi, sosial), Intrapersonal (hal-hal yang sangat mempribadi). Kecerdasan Linguistik biasanya diungkapkan dalam bentuk kata-kata. Mereka yang memiliki kecerdasan ini gemar membaca dan menulis serta mampu mengolah kata secara tulisan maupun lisan.
Perkembangan tuntutan masyarakat dan diri anak sendiri untuk bisa menghadapi tantangan dunia modern maupun jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta tuntutan membuat anak cerdas terutama kemampuan berbahasa anak kelompok B (usia 5 – 6 tahun) anak siap memasuki jenjang sekolah dasar membuat para lembaga penyelenggara pendidikan di taman kanak – kanak berusaha untuk terus mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dan berorentasi pada anak.
            Anak yang cerdas adalah anak yang mampu mengungkapkan perasaannya, menyelesaikan masalahnya dengan cara berkomunikasi secara baik. Untuk merangsang kemahiran berbahasa anak, guru maupun orang tua perlu mendorong anaknya mengucapkan kata-kata secata benar. Guru juga bisa mendongeng dengan menggunakan buku bergambar. Pada lingkungan demikian, perbendaharaan kata-kata anak akan berkembang, anak akan mulai belajar menyatakan perasaan dan keinginannya melalui bahasa. Anak  berusaha menggunakan kata-kata sebagai alat berpikir.
Salah satu bentuk kecerdasan Linguistik adalah Keterampilan Bercerita. Nurgiyantoro (2001: 289) berpendapat bahwa bercerita merupakan salah satu cara untuk mengungkap kemampuan berbicara yang bersifat pragmatis. Dengan bercerita, maka seseorang dapat menyampaikan berbagai macam cerita, ungkapan berbagai macam perasaan sesuai dengan apa yang telah dialami, dirasakan, dilihat, dibaca, dan keinginan membagikan pengalamannya. Dalam kenyataan pembelajaran bercerita, ketika guru menginstruksikan siswa untuk bercerita tidak ada satupun siswa yang secara sukarela dan berani tampil di depan kelas untuk bercerita. Mereka merasa malu, grogi, dan tidak percaya diri. Siswa justru saling tunjuk agar teman lainnya yang tampil untuk bercerita. Kedua, setelah guru menunjuk siswa lain untuk bercerita, terlihat masih banyak siswa yang tidak lancar dan mengalami kesulitan dalam bercerita. Katakata atau ucapan yang disampaikan terputus-putus dan tidak jelas. Ketiga, siswa yang tidak tampil terlihat tidak memperhatikan dan kurang berminat menyimak cerita temannya. Keempat, pada akhir kegiatan pembelajaran pada saat guru menanyakan kesulitan yang dirasakan siswa, jawaban siswa menunjukkan bahwa mereka masih banyak bingung.
Upaya untuk meningkatkan keterampilan bercerita siswa, guru dapat menerapkan beberapa media pembelajaran bercerita. Banyak media yang dapat digunakan oleh guru dalam upaya meningkatkan keterampilan bercerita siswa. Salah satu media pembelajaran bahasa yang digunakan dalam penelitian ini terutama dalam keterampilan bercerita adalah media gambar berseri. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Sadiman (2011: 29) mengartikan media gambar sebagai bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana. Media gambar berseri adalah alat komunikasi berupa gambar yang berurutan atau bersambungan dan berhubungan satu sama lainnya.
Kemampuan berbahasa anak pada kelompok B ( usia 5 – 6 tahun ) di TK YP. Wonokitri Surabaya belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu merangkai kata menjadi kalimat, bercerita, dan perbendaharaan kosa kata.
Anak mengalami kesulitan dalam merangkai suku kata menjadi kata, merangkai kata menjadi kalimat, mengingat kosakata yang baru, bercerita dengan kalimat sederhana secara urut. Hal ini dimungkinkan karena kegiatan belajar mengajar di TK YP. Wonokitri Surabaya masih bersifat konvensional walaupun sudah banyak tersedia media pembelajaran inovatif sehingga anak merasa bosan dan tidak mudah berkonsentrasi. Untuk itu perlu strategi dalam mengolah media pembelajaran melalui model pembelajaran dengan aktivitas bahasa, dengan demikian diharapkan  anak dapat lebih mudah menerima materi pembelajaran dengan perasaan senang, tanpa paksaan dan tidak melanggar prinsip dari psikologi perkembangan anak.
Pada dasarnya anak usia 5 – 6 tahun lebih mudah mempelajari hal - hal yang barsifat konkret baru kemudian bersifat abstrak, karenanya penggunaan media pembelajaran dan keikutsertaan anak secara langsung dalam setiap kegiatan untuk pengembangan kemampuan berbahasanya sangat berperan penting. Dengan penggunaan media pembelajaran dan keikutsertaan atau keterlibatan anak dalam aktifitas untuk memahami bahasa baik secara konkret ( menulis ) maupun abstrak ( merangkai suku kata menjadi kata, merangkai kata menjadi kalimat ) menjadi stimulan yang dapat memudahkan anak untuk mengembangkan kemampuan bahasanya.
Dengan latar balakang masalah tersebut diatas maka peneliti melaksanakan penelitian dengan judul “Penerapan Media Gambar Seri Dalam Meningkatkan Kemampuan Bercerita  Pada Anak Kelompok B Tk. Yp. Wonokitri Surabaya”.

1.2.            Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan dan penelitian masalah yang teridentikasi yaitu :
  1. Guru kurang menyediakan fasilitas pembelajaran yang berupa alat peraga.
  2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
  3. Siswa kurang respon terhadap pertanyaan guru.
  4. Kepercayaan diri murid masih kurang.

1.3.            Batasan Masalah
Untuk menghindari pengembangan masalah yang terlalu luas, maka permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi yang berkaitan dengan penerapan media gambar seri dalam meningkatkan kemampuan bercerita  pada anak kelompok B TK. YP. Wonokitri surabaya

1.4.            Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah apakah ada peningkatan Kemampuan bercerita anak dalam penerapan media gambar seri.



Permasalahan yang akan diteliti adalah :
  1. Bagaimana aktivitas guru dalam penerapan media gambar seri dalam meningkatan kemampuan bercerita pada murid kelompok B di TK YP Wonokitri?
  2. Bagaimana aktivitas siswa dalam penerapan media gambar seri dalam meningkatan kemampuan bercerita pada murid kelompok B di TK YP Wonokitri?
  3. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pengembangan proses penerapan media gambar seri dalam meningkatan kemampuan bercerita pada murid kelompok B di TK YP Wonokitri?
  4. Bagaimana ketuntasan hasil kemampuan bercerita murid setelah penerapan media gambar seri?

1.5.            TUJUAN PENELITAN
Penilitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang obyektif tentang :
1)      Deskripsi aktivitas guru dalam meningkatkan kemampuan bercerita anak melalui penerapan media gambar seri pada murid kelompok B TK YP. Wonokitri Surabaya
2)      Deskripsi aktivitas siswa kelompok B TK YP. Wonokitri Surabaya, dalam meningkatkan kemampuan bercerita murid melalui penerapan media gambar seri.
3)      Deskripsi ketuntasan belajar siswa dalam dalam meningkatkan kemampuan bercerita murid melalui penerapan media gambar seri kelompok B TK YP. Wonokitri Surabaya.
4)      Deskripsi peningkatan kemampuan bercerita pada murid kelompok B TK YP. Wonokitri Surabaya, dalam penerapan media gambar seri.

1.6.            MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini adalah :
a)        Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan akan diketahui adanya peningkatan kemampuan bercerita pada murid kelompok B TK YP. Wonokitri Surabaya setelah menerapkan pembelajaran menggunakan media gambar seri.
b)        Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif pilihan bagi guru Taman Kanak –Kanak dalam upaya meningkatkan kemapuan bercerita anak, dan sebagai acuan untuk pengembangan media pembelajaran di TK YP. Wonokitri Surabaya.

2 komentar:

  1. terimakasih, contoh ini mempermudah saya menyusun proposal untuk pengajuan judul skripsi

    BalasHapus
  2. Lanjut Bab 2nya kak?

    BalasHapus