PENERAPAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA PADA
ANAK
KELOMPOK B TK. YP. WONOKITRI SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Anak Usia Dini
LOGO
Oleh :
YUDHA ENISA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
SURABAYA
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan
prasekolah yang ada dijalur pendidikan sekolah. Pendidikan prasekolah adalah
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan, jasmani dan rohani anak
di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Adapun yang
memnjadi tujuan program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak adalah untuk
membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Masa anak-anak adalah masa bermain, oleh sebab itu kegiatan pendidikan di taman
kanak-kanak diberikan melalui bermain sambil belajar dan belajar sambil
bermain.
Menurut Drs. Sudarna (2014 : 3), Howard Gerdner mengidentifikasikan
kecerdasan menjadi tujuah macam yaitu Linguistik (berkaitan dengan bahasa),
Logid-matematis, Spacial (Ruang dan Gambar), Musikal (musik, irama, dan
bunyi/suara,), Interpersonal (antar pribadi, sosial), Intrapersonal (hal-hal
yang sangat mempribadi). Kecerdasan Linguistik biasanya diungkapkan dalam
bentuk kata-kata. Mereka yang memiliki kecerdasan ini gemar membaca dan menulis
serta mampu mengolah kata secara tulisan maupun lisan.
Perkembangan tuntutan
masyarakat dan diri anak sendiri untuk bisa menghadapi tantangan dunia modern
maupun jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta tuntutan membuat anak cerdas
terutama kemampuan berbahasa anak kelompok B (usia 5 – 6 tahun) anak siap
memasuki jenjang sekolah dasar membuat para lembaga penyelenggara pendidikan di
taman kanak – kanak berusaha untuk terus mengembangkan model pembelajaran yang
sesuai dan berorentasi pada anak.
Anak yang cerdas adalah anak yang
mampu mengungkapkan perasaannya, menyelesaikan masalahnya dengan cara
berkomunikasi secara baik. Untuk merangsang kemahiran berbahasa anak, guru
maupun orang tua perlu mendorong anaknya mengucapkan kata-kata secata benar.
Guru juga bisa mendongeng dengan menggunakan buku bergambar. Pada lingkungan
demikian, perbendaharaan kata-kata anak akan berkembang, anak akan mulai
belajar menyatakan perasaan dan keinginannya melalui bahasa. Anak berusaha menggunakan kata-kata sebagai alat
berpikir.
Salah satu bentuk kecerdasan Linguistik
adalah Keterampilan Bercerita. Nurgiyantoro (2001: 289) berpendapat bahwa
bercerita merupakan salah satu cara untuk mengungkap kemampuan berbicara yang
bersifat pragmatis. Dengan bercerita, maka seseorang dapat menyampaikan
berbagai macam cerita, ungkapan berbagai macam perasaan sesuai dengan apa yang
telah dialami, dirasakan, dilihat, dibaca, dan keinginan membagikan
pengalamannya. Dalam kenyataan pembelajaran bercerita, ketika guru
menginstruksikan siswa untuk bercerita tidak ada satupun siswa yang secara
sukarela dan berani tampil di depan kelas untuk bercerita. Mereka merasa malu,
grogi, dan tidak percaya diri. Siswa justru saling tunjuk agar teman lainnya
yang tampil untuk bercerita. Kedua, setelah guru menunjuk siswa lain untuk
bercerita, terlihat masih banyak siswa yang tidak lancar dan mengalami
kesulitan dalam bercerita. Katakata atau ucapan yang disampaikan terputus-putus
dan tidak jelas. Ketiga, siswa yang tidak tampil terlihat tidak memperhatikan
dan kurang berminat menyimak cerita temannya. Keempat, pada akhir kegiatan
pembelajaran pada saat guru menanyakan kesulitan yang dirasakan siswa, jawaban
siswa menunjukkan bahwa mereka masih banyak bingung.
Upaya untuk meningkatkan keterampilan
bercerita siswa, guru dapat menerapkan beberapa media pembelajaran bercerita.
Banyak media yang dapat digunakan oleh guru dalam upaya meningkatkan
keterampilan bercerita siswa. Salah satu media pembelajaran bahasa yang
digunakan dalam penelitian ini terutama dalam keterampilan bercerita adalah media
gambar berseri. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Sadiman
(2011: 29) mengartikan media gambar sebagai bahasa yang umum, yang dapat
dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana. Media gambar berseri adalah alat
komunikasi berupa gambar yang berurutan atau bersambungan dan berhubungan satu
sama lainnya.
Kemampuan berbahasa anak pada kelompok B ( usia 5 – 6
tahun ) di TK YP. Wonokitri Surabaya belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu
merangkai kata menjadi kalimat, bercerita, dan perbendaharaan kosa kata.
Anak mengalami kesulitan dalam merangkai suku kata
menjadi kata, merangkai kata menjadi kalimat, mengingat kosakata yang baru,
bercerita dengan kalimat sederhana secara urut. Hal ini dimungkinkan karena
kegiatan belajar mengajar di TK YP. Wonokitri Surabaya masih bersifat
konvensional walaupun sudah banyak tersedia media pembelajaran inovatif
sehingga anak merasa bosan dan tidak mudah berkonsentrasi. Untuk itu perlu
strategi dalam mengolah media pembelajaran melalui model pembelajaran dengan
aktivitas bahasa, dengan demikian diharapkan
anak dapat lebih mudah menerima materi pembelajaran dengan perasaan
senang, tanpa paksaan dan tidak melanggar prinsip dari psikologi perkembangan
anak.
Pada dasarnya anak usia 5 – 6 tahun lebih mudah
mempelajari hal - hal yang barsifat konkret baru kemudian bersifat abstrak,
karenanya penggunaan media pembelajaran dan keikutsertaan anak secara langsung
dalam setiap kegiatan untuk pengembangan kemampuan berbahasanya sangat berperan
penting. Dengan penggunaan media pembelajaran dan keikutsertaan atau
keterlibatan anak dalam aktifitas untuk memahami bahasa baik secara konkret (
menulis ) maupun abstrak ( merangkai suku kata menjadi kata, merangkai kata
menjadi kalimat ) menjadi stimulan yang dapat memudahkan anak untuk
mengembangkan kemampuan bahasanya.
Dengan latar balakang masalah tersebut diatas maka
peneliti melaksanakan penelitian dengan judul “Penerapan Media Gambar
Seri Dalam Meningkatkan Kemampuan Bercerita
Pada Anak Kelompok B Tk. Yp. Wonokitri Surabaya”.
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan dan penelitian masalah
yang teridentikasi yaitu :
- Guru kurang menyediakan fasilitas
pembelajaran yang berupa alat peraga.
- Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
- Siswa kurang respon terhadap pertanyaan
guru.
- Kepercayaan diri murid masih kurang.
1.3.
Batasan Masalah
Untuk menghindari pengembangan masalah yang
terlalu luas, maka permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi
yang berkaitan dengan penerapan media gambar seri dalam meningkatkan
kemampuan bercerita pada anak kelompok B
TK.
YP. Wonokitri surabaya
1.4.
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka
rumusan masalahnya adalah apakah ada peningkatan Kemampuan bercerita anak dalam
penerapan media gambar seri.
Permasalahan yang akan diteliti adalah :
- Bagaimana aktivitas guru dalam penerapan
media gambar seri dalam meningkatan kemampuan bercerita pada murid
kelompok B di TK YP Wonokitri?
- Bagaimana aktivitas siswa dalam
penerapan media gambar seri dalam meningkatan kemampuan bercerita pada
murid kelompok B di TK YP Wonokitri?
- Bagaimana hasil belajar siswa dalam
pengembangan proses penerapan media gambar seri dalam meningkatan
kemampuan bercerita pada murid kelompok B di TK YP Wonokitri?
- Bagaimana ketuntasan hasil kemampuan
bercerita murid setelah penerapan media gambar seri?
1.5.
TUJUAN PENELITAN
Penilitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang
obyektif tentang :
1)
Deskripsi aktivitas guru dalam meningkatkan
kemampuan bercerita anak melalui penerapan media gambar seri pada murid
kelompok B TK YP. Wonokitri Surabaya
2)
Deskripsi aktivitas siswa
kelompok B TK YP. Wonokitri Surabaya, dalam meningkatkan kemampuan bercerita
murid melalui penerapan media gambar seri.
3)
Deskripsi ketuntasan belajar
siswa dalam dalam meningkatkan kemampuan bercerita murid melalui penerapan
media gambar seri kelompok B TK YP. Wonokitri Surabaya.
4)
Deskripsi peningkatan kemampuan
bercerita pada murid kelompok B TK YP. Wonokitri Surabaya, dalam penerapan
media gambar seri.
1.6.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini adalah :
a)
Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan
akan diketahui adanya peningkatan kemampuan bercerita pada murid kelompok B TK
YP. Wonokitri Surabaya setelah menerapkan pembelajaran menggunakan media gambar
seri.
b)
Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat
memberikan alternatif pilihan bagi guru Taman Kanak –Kanak dalam upaya
meningkatkan kemapuan bercerita anak, dan sebagai acuan untuk pengembangan media
pembelajaran di TK YP. Wonokitri Surabaya.
terimakasih, contoh ini mempermudah saya menyusun proposal untuk pengajuan judul skripsi
BalasHapusLanjut Bab 2nya kak?
BalasHapus