Jumat, 28 November 2014

PERAN PENDIDIKAN JASMANI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI


I.                              PENDAHULUAN

1.                  Latar Belakang
Usia dini pada umunya juga disebut sebagai usia emas (golden age) sehingga merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar. Pada usia ini anak memiliki kemampuan dan semangat untuk belajar yang luar biasa khususnya pada awal masa kanak-kanak. Mengingat usia dini merupakan usia emas maka pada masa itu perkembangan anak harus dioptimalkan. Perkembangan anak usia dini sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya dan dididik secara baik dan benar. Anak berkembang dari berbagai aspek yaitu berkembang fisiknya, baik motorik kasar maupun halus, berkembang aspek kognitif, aspek sosial dan emosional. Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik untuk seorang anak terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep diri. Kemampuan gerakan dan tindakan fisik pada pendidikan usia dini termasuk dalam aspek motorik kasar. Dalam memenuhi aspek motorik kasar pada anak-anak maka disekolahan wajiblah memberikan pendidikan jasmani demi mengoptimalkan kesehatan anak.
Pendidikan jasmani pada anak taman kanak-kanak merupakan awal dari upaya pengarahan, pembinaan dan pengembangan potensi fisik serta karakter anak secara sistematik dan teratur dalam upaya mewujudkan cita-cita membangun manusia yang sehat dan kuat secara keseluruhan. Pengembangan dan pembinaan potensi fisik serta karakter yang dilakukan sejak usia dini akan memberi landasan yang kuat bagi upaya membangun manusia yang utuh dan berkualitas.
Perkembangan motorik kasar sama pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain untuk anak usia dini. Pengembangan motorik kasar sama pentingnya dengan aspek-aspek perkembangan lainnya, karena ketidakmampuan anak melakukan kegiatan fisik akan membuat anak kurang percaya diri, bahkan menimbulkan konsep diri negatif dalam kegiatan fisik. Padahal jika anak dibantu oleh pendidik, besar peluangnya dapat mengatasi ketidakmampuan tersebut dan menjadi lebih percaya diri.

Dengan memiliki kesehatan fisik yang optimal, maka optimal pula anak memiliki rasa percaya diri sehingga dalam mengikuti kegiatanpun mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan hasil maksimal itu maka karakter anak bangsa akan tercipta sesuai dengan tujuan pendidikan.


2.         RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah          :
1.             Apa pengertian dari pendidikan jasmani?
2.             Apa pengertian pendidikan jasmani untuk anak usia dini?
3.             Apa pengertian dari pembentukan karakter anak usia dini?
4.             Bagaimana Peran Pendidikan Jasmani Dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini ?

3.                              TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah        :
1.         Mengetahui pengertian pendidikan jasmani.
2.         Mengetahui pemahaman pendidikan jasmani untuk anak usia dini.
3.         Mengetahui pengertian pembentukan karakter anak usia dini.
4.         Mengetahui Peran Pendidikan Jasmani Dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini.











II.                PEMBAHASAN

1.                  Pengertian Pendidikan Jasmani
Pandangan holistik oleh Jawatan Pendidikan Jasmani tahun 1960: “Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak, dan karya yg diberi bentuk isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan”Definisi yang relatif sama, oleh Pangrazi dan Dauer (1992) Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yg tepat agar memiliki makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.

Tujuan dan Fungsi Pendidikan Jasmani
A.                Tujuan  Pendidikan Jasmani
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
  1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
  2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis yang lebih baik.
  3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
  4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahrgaga dan kesehatan.
  5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
  6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
  7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olehraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

B.                 Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan meliputi tujuh aspek antara lain:
1.         Permainan dan olahraga
2.         Aktivitas ritmik
3.         Aktivitas uji diri (senam)
4.         Aktivitas pengembangan
5.         Aktivitas air (akuatik)
6.         Aktivitas di luar kelas (outdoor activity)
7.         Pendidikan kesehatan.

C.                Fungsi Pendidikan Jasmani
Fungsi pendidikan jasmani Annarino, Cowell, and Hazelton (1980: 62-63) mengklasifikasikan ke dalam enam aspek, yaitu (1) organik; (2) neuromuskuler; (3) perseptual; (4) kognitif; (5) sosial; dan (6) emosi.

(1).       Aspek Organik:
-    Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan-landasan untuk pengembangan keterampilan.
-    Meningkatkan kekuatan otot, yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot
-    Meningkatkan daya tahan otot, yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama.
-    Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan secara terus menerus dalam aktivitas yang berat dalam waktu relatif lama; hal ini tergantung pada efisiensi yang terdiri dari aliran darah, jantung dan paru-paru.
-    Meningkatkan fleksibilitas, yaitu rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cidera.

(2).       Aspek Neuromuskuler:
-      Menjadikan keharmonisan antara fungsi sistem saraf dan otot untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan.
-      Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti: berjalan, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, berlari, menderap/mencongklang, bergulir, menarik
-      Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti mengayun, melenggok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, mengantung, membungkuk.
-      Mengembangkan keterampilan dasar jenis permainan, seperti memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, memulai, mengubah arah, memantul, bergulir, memvoli.
-      Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan
-      Mengembangkan keterampilan olahraga dan dansa, seperti sepakbola, softball, bola voli, gulat, atletik, baseball, bola basket, panahan, hoki, anggar, tenis, bowling, golf, dansa.
-      Mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti hiking, tenis meja, berenang, berlayar.

(3).       Aspek perseptual:
-      Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan di antara isyarat yang ada dalam situasi yang dihadapi agar dapat melakukan kinerja yang lebih terampil.
-      Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat/ruang, yaitu kemampuan mengenali objek-objek yang berada di depan, di belakang, di bawah, di sebelah kanan, atau di sebelah kiri dari dirinya.
-      Mengembangkan koordinasi gerak-visual, yaitu kemampuan mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak kasar yang melibatkan tangan, tubuh, dan/atau kaki
-      Mengembangkan hubungan sikap tubuh-tanah, yaitu kemampuan memilih stimulus dari massa sensori yang diterima atau memilih jumlah stimulus terbatas yang menjadi fokus perhatian
-      Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu emampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis
-      Mengembangkan dominansi (dominancy), yaitu konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan atau kiri dalam melempar atau menendang.
-      Mengembangkan lateralitas (laterility), yaitu kemampuan membedakan perbedaan di antara sisi kanan atau kiri tubuh dan di antara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri
-      Mengembangkan image tubuh (body image), yeitu kesadaran bagan-bagian tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang

(4).       Aspek Kognitif:
-      Mengembangkan kemampuan mengeksplorasi, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan, dan membuat keputusan-keputusan yang bernilai.
-      Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika.
-      Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi.
-      Meningatkan pengetahuan bagaimana fungsi-fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas jasmani
-      Menghargai kinerja tubuh; penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas, bola, dan dirinya.
-        Meningkatkan pemahaman tentang faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi oleh gerakan
-        Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan problem-problem perkembangan melalui gerakan.

(5).       Aspek sosial:
-      Penyesuaian baik dirinya dan orang lain dengan menggabungkan dirinya ke dalam masyarakat dan lingkungannya.
-      Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok
-      Belajar berkomunikasi dengan orang lain
-      Mengembangkan kemampuan bertukar dan mengevaluasi ide dalam kelompok
-      Mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat
-      Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat.
-      Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif
-      Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif
-      Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik.

(6).       Aspek emosional:
-      Mengembangkan respons yang sehat terhadap aktivitas jasmani melalui pemenuhan kebutuhan dasar.
-      Mengembangkan reaksi yang positif terhadap penonton dan partisipasi melalui keberhasilan atau kegagalan.
-      Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat
-      Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas
-      Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan


2.                  Pendidikan Jasmani Untuk Anak Usia Dini
Dari aspek fisik olahraga bagi anak usia dini merupakan hal yang sangat berperan penting dalam tumbuh kembang nya secara jasmani. Aktivitas fisik yang tepat akan memacu tumbuh kembang anak secara optimal tapi itu bukan berarti anak harus melakukan senam jasmani setiap hari seperti hal nya orang dewasa, olahraga bagi anak terutama anak balita tidak harus dalam bentuk gerakan terstruktur, seperti senam jasmani, barai gym, atau bulutangkis. Kegiatan seperti bersepeda, bermain lompat tali dan berlari-larian itu sudah merupakan latihan jasmani bagi anak dan mendukung anak untuk mengeksplorasi gerak agar menjadi lebih baik.
Menurut materi pembelajaran pendidikan jasmani di TK telah disusun oleh para ahli dan dituangkan kedalam Kurikulum 2004 dengan Standar Kompetensi bagi Taman Kanak-Kanak dengan kompetensi dasarnya adalah “anak mampu melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, dan persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan dan melatih keberanian”. Sedangkan yang menjadi sasaran belajarnya adalah agar anak dapat :
1.      Menggerakkan jari tangan untuk kelenturan, kekuatan otot dan koordinasi.
2.      Menggerakkan lengannya untuk kelenturan, kekuatan otot dan koordinasi.
3.      Menggerakkan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan, kekuatan, koordinasi dan melatih keberanian.
Melalui pemberian stimulasi dan bimbingan, diharapkan anak TK akan mempunyai dasar kemampuan tubuh sebagai landasan dalam menggembangkan kemampuan tubuh selanjutnya. Disamping itu pula anak diharapkan memiliki landasan nilai-nilai tentang sikap tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma pergaulan.
Harus ada teknik pembelajaran pendidikan jasmani secara khusus bagi anak TK agar berhasil, yaitu melalui pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan berpedoman pada program kegiatan yang disusun secara khusus pula, sehingga seluruh potensi kemampuan dasar yang ada pada anak dapat dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Pendekatan pembelajaran pada anak TK hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.        Pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak seperti :
a.       Anak belajar dengan baik jika kebutuhan fisiknya terpenuhi, serta merasakan aman dan tentram secara psikologis.
b.      Siklus belajar anak selalu berulang.
c.       Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa maupun anak-anak lainnya.
d.      Minat dan keingintahuan anak akan memotivasi belajarnya.
e.       Perkembangan dan belajar anak hendaknya memperhatikan perbedaan masing-masing individu.
2.        Berorientasi pada kebutuhan anak
Kegiatan pembelajaran pada anak senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini merupakan anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan yaitu perkembangan fisik maupun psikis. Berbagai jenis kegiatan pembelajaran, terutama pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya dilakukan melalui analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan serta kemampuan pada masing-masing anak.
3.        Bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain
Bermain merupakan pendekatan yang sangat sesuai dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia TK. Usaha yang dilakukan oleh guru hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan stategi, metode, materi dan media yang menarik serta mudah diikuti dan dilakukan oleh anak. Mellaui bermain, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan serta memanfaatkan objek-objek yang ada disekeliling anak, sehingga pembelajaran pendidikan jasmani menjadi bermakna bagi anak. Dengan bermain anak dapat mempelajari keterampilan yang baru dan dapat menggunakan symbol untuk menggambarkan dunianya, sehingga akan mendapatkan pengalaman yang baru, karena ketika bermain mereka membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan bermain anak.
4.        Menggunakan pendekatan tematik
Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik dan bermula dari tema yang menarik minat anak. Tema merupakan alat atau sarana yang dipergunakan untuk memperkenalkan berbagai konsep pada anak. Tema diberikan dengan tujuan untuk menyatukan materi dalam satu kesatuan yang utuh, serta memperkaya pengalaman kemampuan gerak anak. Jika pembelajaran hendaknya dikembangkan dari masalah-masalah yang paling dekat dengan anak, sederhana serta mampu menarik minat anak. Penggunaan tema bertujuan supaya anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.
5.        Kreatif dan inovatif
Proses pembelajaran pendidikan jasmani yang kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh uru melalui kegiatan-kegiatan menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis dan menemukan hal-hal yang baru. Selain itu dalam pengelolaan pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya dilakukan secara dinamis, maksudnya anak tidak hanya diperlakukan sebagai objek, tetapi juga diperlakukan sebagai subjek dalam proses pembelajaran.
6.        Lingkungan yang kondusif
Lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani harus diciptakan sedemikian rupa sehingga dapat menarik dan menyenangkan serta anak betah mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Lingkungan fisik yaitu lapangan maupun ruangan bermain. Penataan ruang serta alat-alat harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga tercipta interaksi yang baik dengan guru maupun teman sepermainan secara demokratis. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya memberdayakan lingkungan sebagai sumber belajar dengan memberi kesempatan kepada anak merasa senang walaupun diantara mereka berbeda secara individual. Lingkungan hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya yaitu dengan tidak membeda-bedakan nilai-nilai yang dipelajari dirumah dan disekolah maupun dilingkungan sekitar. Guru hendaknya peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak.
7.        Mengembangkan kecakapan hidup
Proses pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup. Pengembangan konsep kecakapan hidup didasarkan atas pembiasaan-pembiasaan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan tubuh dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.

            Bermain merupakan salah satu pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani yang paling cocok bagi anak-anak sekolah khususnya bagi anak taman kanak-kanak. Banyak manfaat yang diperoleh melalui bermain dalam pendidikan jasmani, seperti dikemukakan oleh Anggani Sudono (2005 : 1) bahwa bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Aktivitas jasmani yang dilakukan dengan bermain akan merangsang organ-organ tubuh untuk bekerja sesuai dengan fungsinya, serta akan meningkatkan kemampuan jasmani anak.
Slamet Suryanto (2008 : 5) menyatakan bahwa taman kanak-kanak akan mengalami peralihan dari fase praoperasional ke konkret operasional. Cara berpikir konkret berpijak pada pengalaman akan benda-benda konkret, bukan berdasar pada pengetahuan atau konsep-konsep abstrak. Sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani mesti menggunakan atau menghubungnkan dengan simbol benda-benda, yaitu dengan meniru benda hidup maupun benda mati sesuai dengan imajinasi mereka, seperti dikemukakan oleh Ma’ruf Zuraiq (2008 : 217) bahwa anak kecil lebih memahami hal-hal yang konkret daripada hal-hal yang abstrak. Mereka lebih tertarik pada gambar-gambar benda konkret daripada perkataan yang teoritis.



3.         Pembentukan Karakter Anak Usia Dini
            Salah satu misi mewujudkan visi bangsa Indonesia masa depan telah termuat dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yaitu mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggungjawab, berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia
Sementara itu, UU 20 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan Nasional Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan karakter pada anak usia dini , dewasa ini sangat di perlukan di karenakan saat ini Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis karakter dalam diri anak bangsa. Karakter di sini adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang , bepikir, bersikap dan bertindak. Kebajikan tersebut berupa Sejumlah nilai moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat pada orang lain, disiplin, mandiri, kerja keras, kreatif.
Berbagai permasalahan yang melanda bangsa belakangan ini ditengarai karena jauhnya kita dari karakter. Jati diri bangsa seolah tercabut dari akar yang sesungguhnya. Se­hingga pendidikan karak­ter menjadi topik yang hangat di bicarakan belakangan ini. Menurut Prof Suyanto Ph.D karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
Pendidikan karakter di nilai sangat penting untuk di mulai pada anak usia dini karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Nilai-nilai positif dan yang seharusnya dimiliki seseorang menurut ajaran budi pekerti yang luhur adalah amal saleh, amanah, antisipatif, baik sangka, bekerja keras, beradab, berani berbuat benar, berani memikul resiko, berdisiplin, berhati lapang, berhati lembut, beriman dan bertaqwa, berinisiatif, berkemauan keras, berkepribadian, berpikiran jauh ke depan, bersahaja, bersemangat, bersifat konstruktif, bersyukur, bertanggung jawab, bertenggang rasa, bijaksana, cerdas, cermat, demokratis, dinamis, efisien, empati, gigih, hemat, ikhlas, jujur, kesatria,  komitmen, kooperatif, kosmopolitan (mendunia), kreatif, kukuh hati, lugas, mandiri, manusiawi, mawas diri, mencintai ilmu, menghargai karya orang lain, menghargai kesehatan, menghargai pendapat orang lain, menghargai waktu, patriotik, pemaaf, pemurah, pengabdian, berpengendalian diri, produktif, rajin, ramah, rasa indah, rasa kasih sayang,rasa keterikatan, rasa malu, rasa memiliki, rasa percaya diri, rela berkorban, rendah hati, sabar, semangat kebersamaan, setia, siap mental, sikap adil, sikap hormat, sikap nalar, sikap tertib, sopan santun, sportif, susila, taat asas, takut bersalah, tangguh, tawakal, tegar, tegas, tekun, tepat janji, terbuka, ulet, dan sejenisnya.

Sejatinya pendidikan karakter ini memang sangat penting dimulai sejak dini. Sebab falsafah menanam sekarang menuai hari esok adalah sebuah proses yang harus dilakukan dalam rangka membentuk karakter anak bangsa. Pada usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age) terbukti sangat menen­tukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50 persen variabilitas kecer­dasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia empat tahun. Peningkatan 30 persen berikutnya terjadi pada usia delapan tahun, dan 20 persen sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua.
Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertum­buhan karakter anak. Setelah keluar­ga, di dunia pendidikan karakter ini sudah harus menjadi ajaran wajib sejak sekolah dasar.
Anak-anak adalah generasi yang akan menentukan nasib bangsa di kemudian hari. Karakter anak-anak yang terbentuk sejak sekarang akan sangat menentukan karakter bangsa di kemudian hari. Karakter anak-anak akan terbentuk dengan baik, jika dalam proses tumbuh kembang mereka mendapatkan cukup ruang untuk mengekspresikan diri secara leluasa.

4.                  Peran Pendidikan Jasmani Dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini
Dari aspek fisik olahraga bagi anak usia dini merupakan hal yang sangat berperan penting dalam tumbuh kembang nya secara jasmani. Aktivitas fisik yang tepat akan memacu tumbuh kembang anak secara optimal tapi itu bukan berarti anak harus melakukan senam jasmani setiap hari seperti hal nya orang dewasa, olahraga bagi anak terutama anak balita tidak harus dalam bentuk gerakan terstruktur, seperti senam jasmani, barai gym, atau bulutangkis. Kegiatan seperti bersepeda, bermain lompat tali dan berlari-larian itu sudah merupakan latihan jasmani bagi anak dan mendukung anak untuk mengeksplorasi gerak agar menjadi lebih baik. Olahraga untuk anak sarat dampak positif seperti disebut dibawah ini.

  1. Pertumbuhan dan Perkembangan Organik
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa. Aktivitas yang bersemangat, teratur serta terus menerus sangat penting untuk mempertebal lapisan persendian, memperkuat pengikat ke tulang, serta pengikat tulang-tulang dalam tubuh. Sehingga kemampuan paru-paru, jantung dan saluran darah dalam menyuplai oksigen ke jaringan-jaringan. Memperkokoh dan memperkuat tulang serta memelihara jaringan-jaringan lemak tubuh, mengurangi komposisi lemak tubuh serta dapat Mengendalikan obesitas karena pengeluaran energi tubuh meningkat, selain itu juga dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel-sel agar berkembang secara optimal dengan melakukan aktivitas fisik tersebut.

2.                  Keterampilan Neomusculer / Motorik
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar sedangkan motorik halus adalah gerakan tubuh dengan menggunakan otot-otot halus. Adapun pencabaran sebagai berikut :
a.         Keterampilan gerak kasar
Pada usia dini diharapkan anak mampu melakukan gerakan-gerakan motorik kasar seperti, menurunkan tangga langkah demi langkah, berjalan mundur, berlari dan langsung, melompat-lompat dengan kaki bergantian, berjinjit dengan tangan di pinggul, melambungkan bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan menggunakan dua tangan. Di samping hal ini, sebagai guru harus memperhatikan anak dalam kegiatan yang dilakukan. Anak-anak belum menyadari seberapa besar bahaya yang ada disekitarnya,maka dari itu sebagai guru harus memberi peringatan dan mengawasi langsung pada saat anak bermain.

b.      Motorik Halus
Motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus. Gerakan ini lebih mengarah terhadap gerak koordinasi mata dan tangan dan kemampuan pengendalian yang baik, yang memungkinkannya untuk melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakannya.

3.         Perkembangan intelektual
Olahraga juga bermanfaat untuk perkembangan intelektual. Olahraga juga memberikan kesempatan kepada anak untuk bergetrak mengekspresikan dirinya. Meneriakan suara sesuai dengan gerakan yang dilakukan. Mengaktifkan fungsi kognitif melalui peran simbolik, pengembangan bahasa, dan penggunaan simbol-simbol di awal usia muda, dan mengembangkan kemampuan belajar strategis, membuat keputusan, mengintegrasikan informasi, dan memecahkan masalah-masalah pada perkembangan usia selanjutnya.

4.         Perkembangan emosional dan sosial
Pendidikan jasmani berguna bagi perkembangan pribadi dan sosial yang menuntutupaya individu dan interaksi dengan yang lain. Perolehan nilai-nilai sosial yang diinginkan seperti kerjasama, komitmen, kepemimpinan kejujuran serta tanggung jawab dan toleransi perlu diajarkan melalui partisipasi dalam pengajaran berbasis aktivitas. Menyukai aktivitas fisik akan menigkatakankepercayaan diri dan kesadaran sosial. Damon & Hart, 1982 (Peterson, 1996) menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olahraga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya.
Aktivitas jasmani juga memberikan suatu kesempatan untuk pelepasan ketegangan emosional melalui cara-cara yang tepat. Manakala partisipasi ditunjukkan siswa yang juga didukungpula oleh lingkungan, para siswa dapat meningkatkan perasaan self-esteem mereka ,melepaskan ketegangan, dan mengembangkan inisiatif, mengarahkan diri, dan berkreativitas.Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukanEllerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem.



III.       PENUTUP

A.        Kesimpulan
Menurut penjelasan yang ada di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap anak perlu mempelajari pendidikan jasmani sebagai langkah dalam pembentukan karakter anak usia dini. Pendidikan jasmani bagi anak bukan seperti halnya bagi usia dewasa, melainkan aktivitas yang menyenangkan bagi anak yaitu bermain sambil belajar. Pendidikan jasmani memiliki berbagai fungsi yang dikalisifikasikan ke dalam enam aspek yaitu : (1) organik : (2) neuromuskuler; (3) perseptual; (4) kognitif; (5) sosial, (6) emosi.
Dalam mendapatkan pendidikan jasmani untuk anak sarat dampak positif yaitu : pertumbuhan, keterampilan motorik, perkembangan intelektual dan perkembangan emosional dan sosial. Secara umum pendidikan karakter dinilai sangat penting untuk dimulai pada anak usia dini karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Pendidikan karakter pada anak usia dini di nilai sangat penting karena anak-anak adalah generasi yang akan menentukan nasib bangsa di kemudian hari. Karakter anak-anak yang terbentuk sejak sekarang akan sangat menentukan karakter bangsa di kemudian hari. Pada usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age) terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya.
Jika ditelaah dari fungsi pendidikan jasmani, dampak positif pendidikan jasmani bagi anak dan pemahaman pendidikan karakter, maka pendidikan jasmani sangatlah penting didapatkan oleh anak usia dini dalam pembentukan karakter. Pendidikan jasmani tidak hanya bisa didapatkan melalui pendidikan formal namun juga bisa didapatkan dari lingkungan sekitarnya khususnya didalam lingkungan keluarga




B.        Saran
            Pendidikan jasmani perlu didapatkan oleh setiap anak setiap harinya baik itu dalam pendidikan formal maupun non formal guna anak dalam pembentukan karakternya yang berguna bagi negara dan lingkungannya. Dengan mendapatkan pendidikan jasmani diharapkan anak bisa menjalankan kegiatan yang baik sesuai kaidah dan tidak terpengaruh kegiatan-kegiatan yang negatif.
Penulis menyadari sepenuhnya atas segala kekurangan pada makalah ini dan penulis dengan senang hati dan akan menerima saran serta kritik demi kesempurnaan makalah ini. Atas segala saran dan bantuan, penulis sampaikan terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar