I.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Anak Taman Kanak-kanak
merupakan anak yang berada dalam proses perkembangan, baik perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional maupun bahasa. Setiap anak memiliki
karakteristik tersendiri. Perkembangan setiap anak berbeda beda baik dalam
kualitas maupun tempo perkembangannya. Perkembangan anak bersifat progresif,
sistematis dan berkesinambungan. Setiap aspek perkembangan saling berkaitan
satu sama lain, terhambatnya satu aspek perkembangan tertentu akan mempengaruhi
aspek perkembangan yang lainnya.Taman kanak-kanak pada umumnya juga disebut
sebagai usia emas (golden age)
sehingga merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar. Pada usia ini anak
memiliki kemampuan dan semangat untuk belajar yang luar biasa khususnya pada awal
masa kanak-kanak.
Mengingat Taman
Kanak-kanak merupakan usia emas maka pada masa itu perkembangan anak harus
dioptimalkan. Perkembangan anak Taman Kanak-kanak sifatnya holistik, yaitu
dapat berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya dan dididik
secara baik dan benar. Anak berkembang dari berbagai aspek yaitu berkembang
fisiknya, baik motorik kasar maupun halus, berkembang aspek kognitif, aspek
sosial dan emosional. Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik untuk
seorang anak terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep diri. Oleh
karena itu dalam masa Taman Kanak-kanak ini, anak diharapkan melakukan
pembiasaan mengolah Motorik dan Geraknya.
Sesuai dengan tujuan
pendidikan di taman kanak-kanak yang mengembangkan seluruh aspek perkembangan
anak, maka yang dilakukan di taman kanak-kanak adalah mengembangkan jasmani
anak dan bukan mengajarkan olahraga. Pengembangan jasmani pada anak TK
menitik beratkan pada latihan gerak yang sifatnya informal dan bebas sehingga
anak dapat menguasai gerakan-gerakan dasar yang sifatnya informal dan bebas
sehingga anak dapat menguasai gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan diri selanjutnya. Mereka dilatih agar mampu
menggunakan otot-ototnya dengan baik agar mereka lebih tangkas di dalam
gerakan-gerakannya.
Adapun dalam latihan
gerak pada Taman Kanak-kanak jauh berbeda dengan orang dewasa pada umumnya.
Latihan gerak dan fisik motorik pada anak harus dilakukan dengan perasaan
senang dan nyaman. Dan perasaan itu dalam kesehariannya dapat dilakukan dalam
bermain sambil belajar. Dengan melatih
gerak fisik motorik dasar dapat diharapkan anak mendapatkan perkembangan dan
kesehatan fisik yang optimal.
Dengan
memiliki kesehatan fisik yang optimal, maka optimal pula anak memiliki rasa
percaya diri sehingga dalam mengikuti kegiatanpun mendapatkan hasil yang
maksimal. Dengan hasil maksimal itu maka karakter anak bangsa akan tercipta
sesuai dengan tujuan pendidikan.
2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah
makalah ini adalah :
1.
Apakah maksud dari perkembangan Anak
Usia Taman Kanak-Kanak?
2.
Apakah maksud dari Perkembangan Fisik Motorik
dan Latihan Gerak pada Taman Kanak-kanak?
3.
Apa pengertian dari Bermain pada
Anak Taman Kanak-Kanak?
3.
TUJUAN
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini ialah :
1.
Mengetahui pengertian dari Perkembangan
Anak Usia Taman Kanak-kanak.
2. Mengetahui
pemahaman Perkembangan Fisik Motorik dan Latihan Gerak pada TK.
3. Mengetahui
pengertian tentang Bermain pada Anak Taman Kanak-Kanak.
II.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Perkembangan
Menurut
Syamsu Yusuf (2012), Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara
sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah)
maupun psikis (rohaniah).
Yang
dimaksud dengan sistematis, progresif, dan berkesinambungan itu adalah sebagai
berikut :
1.
Sistematis,
berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau
saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan
merupakan satu kesatuan yang harmonis.
2.
Progresif,
berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam (meluas)
baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis).
3.
Berkesinambungan,
berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara
beraturan atau berurutan tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat.
Perkembangan itu secara
umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Terjadinya perubahan dalam, (a) aspek
fisik : perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh; (b) aspek
psikis : kemampuan berpikir, bicara, mengingat, dll.
2.
Terjadinya perubahan dalam proporsi; (a)
aspek fisik : proporsi tubuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja, (b)
aspek psikis : perubahan imajinasi dari yang fantasi ke realitas.
3.
Lenyapnya tanda-tanda yang lama; (a)
tanda-tanda fisik : lenyapnya rambut halus, gigi susu, dll; (b) tanda-tanda
psikis : lenyapnya masa anak-anak.
4.
Diperolehnya tanda-tanda yang baru; (a)
tanda-tanda fisik : pergantian gigi, tumbuhnya kumis, jakum, payudara dll; (b)
tanda-tanda psikis : berkembangnya rasa ingin tahu.
Prinsip-Prinsip
Perkembangan
1.
Perkembangan merupakan proses yang tidak
pernah berhenti. Perkembangan berlangsung secara terus-menerus sejak masa
konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua.
2.
Semua aspek Perkembangan saling
mempengaruhi. Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi,
inteligensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi.
3.
Perkembangan itu mengikuti pola atau
arah tertentu. Setiap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap
sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, misal :
untuk dapat berjalan seorang anak harus dapat berdiri dulu, sehingga pada perkembangan
selanjutnya anak dapak berlari atau meloncat.
4.
Perkembangan terjadi pada tempo yang
berlainan. Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada
waktu dan tempo yang berbeda.
5.
Setiap Fase Perkembangan mempunyai ciri
khas.
6.
Setiap individu yang normal akan
mengalami tahapan/fase perkembangan.
Fase-fase
(tahap) perkembangan menurut Elizabeth Hurlock adalah sebagai berikut :
-
Tahap I : Fase Prenatal (sebelum lahir)
-
Tahap II : Fase Infancy (orok), usia 10 atau 14 hari.
-
Tahap III : Fase Babyhood
(bayi), mulai 2 minggu sampai usia 2 tahun
-
Tahap IV : Fase Childhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun
sampai masa
-
remaja (puber)
-
Tahap V : Fase Puberty, mulai usia 11 atau 13 tahun
sampai usia 21
-
tahun.
Fase-fase
perkembangan menurut kriteria Pendidikan adalah sebagai berikut :
-
Masa usia pra sekolah : usia 0,0 – 6,0
-
Masa usia sekolah dasar : usia 6,0 – 12,0
-
Masa Usia Sekolah menengah :
usia 12,0 – 18,0
-
Masa usia Mahasiswa : usia 18,0 – 25,0
2.
Perkembangan
Fisik Motorik Anak Taman Kanak-Kanak
Menurut
tim Materi PLPG (2011), istilah motor menyiratkan adanya gerak otot, yang
seakan-akan tidak banyak melibatkan aspek-aspek kognitif dan perseptual.
Pengertian motorik dan gerak sering kali menjadi satu karena diantara kedua
istilah tersebut sangat sulit ditarik suatu batasan yang konkrit, dan memang
terdapat hubungan sebab akibat.
Motorik
dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan
proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik
secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu
gerakan.
Gerak
diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu posisi ke
posisi lain yang dapat diamati secara obyektif dalam suatu dimensu ruang dan
waktu.
Perkembangan fisik
motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian
gerak tubuh. karena keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih
sulit misalnya konsentrasi, kontrol, kehati-hatian, dan koordinasi otot tubuh
yang satu dengan yang lain.
Perkembangan fisik
adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh/badan jasmani
seseorang, Perkembangan fisik merupakan hal yang bersifat tampak dan dapat
mudah dilihat dengan kasat mata, Perkembangan fisik meliputi bertambahnya berat
badan, tinggi bedan, tumbuhnya gigi pada anak dll.
Perkembangan motorik
adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan
ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap
gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks
dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Perkembangan kemampuan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan
jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf, urat syaraf dan otot.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus.keterampilan
motorik kasar yaitu gerakan yang dihasilkan dari kemampuan untuk mengontrol
otot-otot besar, contohnya adalah berjalan, berlari, melompat, berguling.
Keterampilan motorik halus yaitu gerakan terbatas dari bagian-bagian yang
meliputi otot kecil, terutama di bagian jari-jari tangan, contohnya adalah
menulis, menggambar, memegang, sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk.
`Menurut Hurlock (1998)
– perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerak jasmaniah melalui
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian
berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu
lahir.
Perkembangan
ketrampilan motorik merupakan factor yang sangat penting bagi perkembangan
kepribadian anak secara keseluruhan. Elizabeth Hurlock (1956) mencatat beberapa
alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan
individu, yaitu sebagai berikut :
1.
Melalui ketrampilan motorik, anak dapat
menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang, seperti anak merasa senang
dengan memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau
memainkan alat-alat lainnya.
2.
Melalui ketrampilan motorik anak dapat
beranjak dari kondisi helplessness (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama
kehidupannya, ke kondisi yang independence (bebas tidak bergantung). Anak
dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang lainnya, dan dapat berbuat
sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan self confidence
(rasa percaya diri).
3.
Melalui ketrampilan motorik, anak dapat
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia
TK atau pra sekolah, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, mewarnai
dll.
4.
Melalui perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya,
sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul
dengan teman sebayanya bahkan dia akan dikucilkan atau menjadi anak yang
fringer (terpinggirkan).
5.
Perkembangan ketrampilan motorik sangat
penting bagi perkembangan self concept atau kurang konsep diri/kepribadian
anak.
A.
Karakteristik
Perkembangan Fisik Motorik
Anak usia 4-6 tahun
berada pada tahap perkembangan early
childhood atau masa kanak-kanak awal yang secara teori dimulai dari usia 3
tahun (Papalia, Olds,& Feldman, 2004). Tahap usia ini biasa disebut sebagai
periode prasekolah.
Anak usia 4 – 6 tahun memiliki
karakteristik antara lain :
1.
Berkaitan dengan perkembangan fisik,
anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk
mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
2.
Perkembangan bahasa juga semakin baik.
Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan
pikirannya dalam batas-batas tertentu.
3.
Perkembangan kognitif (daya pikir)
sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap
lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya anak menanyakan segala
sesuatu yang dilihat.
4.
Bentuk permainan anak masih bersifat
individu, bukan permainan sosial. Walaupun aktifitas bermain dilakukan anak
secara bersama.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Fisik Motorik
1. Faktor
yang mempengaruhi perkembangan fisik anak :
a. Faktor
kematangan
Kematangan atau maturity adalah kesiapan fungsi- fungsi
baik fisik maupun psikis untuk melakukan aktivitas tanpa memerlukan stimulus
dari luar. Misalnya proses anak belajar duduk, merangkak, berjalan atau
bercakap- cakap. Proses- prose situ memerlukan periode belajar dan berlatih.
Proses- proses di atas tidak akan menunjukkan hasil yang maksimal bila anak
belum mencapai kematangannya.
b. Faktor
Keturunan
1. Tinggi
tubuh
Orang tua yang tinggi, cenderung untuk mempunyai
keturunan yang tinggi, demikian pula orang tua yang pendek, cenderung akan
memiliki keturunan yang pendek pula. Namun tinggi tubuh seseorang tidak dapat
diramalkan secara tepat, karena faktor lingkungan, gizi dan kesehatan mempunyai
pengaruh pula pada hal itu.
2. Kecepatan
pertumbuhan
Kecepatan pertumbuhan ternyata juga merupakan sifat
yang diturunkan. Penelitian- penelitian pada kembar identik memperlihatkan
bahwa haid pertama yang dialami kembar identik perempuan terjadi pada usia yang
sama. Demikian pula pada perempuan kakak- beradik, haid mereka pada usia yang
tidak begitu berbeda.
c. Pengaruh
lain
Nutrisi, Penyebab ini
bukan hanya faktor sosial ekonomi yang lemah saja tetapi juga cara dan
kebiasaan keluarga dalam hal makan. Akibat bila seorang anak kurang gizi yaitu:
anak akan menjadi lemah dan kurang berminat untuk bermain. Selain itu anak juga
mudah tersinggung, pemurung dan kadang gugup.
2. Faktor
yang mempengaruhi perkembangan motorik anak
Motorik anak perlu dilatih
agar dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak berhubungan erat
dengan kondisi fisik dan intelektual anak. Faktor gizi, pola pengasuhan anak,
dan lingkungan ikut berperan dalam perkembangan motorik anak. Perkembangan
motorik anak berlangsung secara bertahap tapi memiliki alur kecepatan
perkembangan yang berbeda pada setiap anak.
Faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan motorik anak, antara lain :
a.
Kesiapan anak untuk belajar, baik secara
fisik maupun psikis.
b.
Motivasi anak untuk belajar.
c.
Kesempatan untuk berlatih dalam hal ini
adalah waktu luang.
d.
Kesempatan untuk belajar. Sebagian anak
tidak punya kesempatan belajar karena orang tua terlalu protektif.
e.
Bimbingan, terutama koreksi diperlukan
ketika anak melakukan kesalahan.
C. Masalah- masalah Perkembangan Fisik –
Motorik yang Sering dialami Anak
1. Masalah dalam Perkembangan Fisik Anak
a. Malnutrisi
(Kurang gizi)
Pendapat popular
menyatakan bahwa masalah kurang gizi biasa ditemui pada anak- anak di dunia
ketiga/ Negara miskin. Pendapat ini tidak sesungguhnya tepat, karena di Negara
yang telah majupun masih juga ditemui masalah anak yang kekurangan gizi. Semua
ini ternyata lebih kepada pola pengaturan makanan yang sehat dan seimbang. Anak
yang mengalami malnutrisi akan tampak pada penampilan fisiknya. Dibutuhkan
kombinasi antara pengaturan pola makan dan asupan makanan serta kepedulian
orang tua untuk melihat adanya tanda- tanda kekurangan gizi pada anak. Di
Indonesia pemerintah telah menggalang program gerakan “4 sehat 5 sempurna”,
serta program pemberian makanan tambahan bagi anak di puskesmas. Posyandu serta
sekolah- sekolah.
b. Obesitas
(Kelebihan Berat Badan)
Ada banyak faktor yang dapat memicu
obesitas, salah satunya adalah faktor keturunan. Dari penelitian Sukard (Kail,
2001) ditemukan bahwa berat badan anak yang diadopsi lebih terkait pada orang
tua biologisnya disbanding orang tua angkatnya. Jika anak malas bergerak maka
lemak akan tertimbun dan membuat tubuh menjadi gemuk. Seiring dengan
perkembangan IPTEK anak zaman sekarang cenderung malas bergerak, olah raga juga
bukan menjadi kebiasaan hidup mereka. Anak yang mengalami obesitas umumnya
memiliki rasa percaya diri yang rendah. Dari faktor kesehatan, obesitas juga
memicu berbagai penyakit, seperti darah tinggi dan diabetes. Cara terbaik yang
bias dilakukan ialah dengan mengatur pola makan dan rajin olah raga.
2. Masalah
dalam Perkembangan Motorik Anak
a. Masalah/
Kesulitan dalam motorik kasar
- Ketidak
mampuan mengatur keseimbangan
Anak- anak yang
mengalami kesulitan dalam mengatur keseimbangan tubuhnya biasanya juga memiliki
kesulitan dalam mengontrol gerakan anggota tubuh sehingga terkesan gerakannya
ragu- ragu dan tampak canggung. Diketahui kurang lebih 80% dari jumlah anak
yang memiliki gangguan perkembangan juga mengalami kesulitan pada pengaturan
keseimbangan tubuh . Masalah pengaturan keseimbangan tubuh ini berhubungan
dengan sistem vestibular atau sistem yang mengatur keseimbangan di dalam tubuh.
Jika tidak segera ditangani, kesulitan ini akan dibawa terus oleh anak sampai
saat mereka sekolah dan akan mengakibatkan masalah lain, yaitu dalam hal
membaca dan menulis.
- Reaksi
kurang cepat dan koordinasi kurang baik
Salah satu perkembangan
motorik pada anak yang perlu diperhatikan adalah kemampuan bereaksi yang
semakin cepat, koordinasi mata-tangan yang semakin baik, dan ketangkasan serta
kesadaran terhadap tubuh secara keseluruhan. Namun, ada anak yang lambat dalam
bereaksi. Koordinasi gerakannya juga tampak kacau sehingga sering kali disebut
“ceroboh” dan menjadi bahan ejekan temannya. Hal yang menyebabkan masalah
tersebut ada 2 yaitu karena anak kurang diberi kesempatan untuk berlatih dan
ada kemungkinan anak mempunyai masalah dalam syaraf motoriknya. Untuk alas an
yang terakhir ini orang tua perlu mengkonsultasikannya dengan dokter.
b. Masalah/
Kesulitan dalam Motorik halus
- Belum bisa menggambar bentuk bermakna
Kegiatan menggambar
merupakan hal yang menyenangkan bagi sebagian besar anak. Namun yang perlu
diwaspadai adalah jika anak belum dapat menggambar beberapa bentuk yang
tergabung dengan baik menjadi satu bentuk yang lebih bermakna. Maka kemampuan
anak dalam mempersepsi apa yang ada di sekitarnya perlu dipertanyakan.
-
Belum bisa mewarnai dengan rapi
Salah satu cara untuk
melatih motorik halus anak ialah dengan member gambar menarik untuk diwarnai.
Biasanya anak akan menyukai kegiatan ini dan bereksperimen dengan menggunakan
berbagai macam warna yang disediakan.bagi beberapa anak pekerjaan mewarnai
memang bukan pekerjaan yang menyenangkan. Apalagi jika hasilnya dibandingkan
dengan temannya yang lebih bagus. Hal yag perlu diperhatikan yaitu jika anak
enggan untuk mewarnai, cobalah melatih kesabarannya dalam menyelesaikan satu
pekerjaan
Hingga tuntas,sebelum beralih
kepekerjaan lain.
D. Bagaimana Meningkatkan Keterampilan
Fisik- Motorik Anak?
Ada banyak faktor yang
mempengaruhi penguasaan keterampilan motorik pada anak. Selain faktor
kematangan alat- alat tubuh, hal yang tidak kalah penting adalah faktor latihan
dan pengalaman. Anak- anak usia prasekolah terkadang masih membutuhkan dukungan
dan dorongan untuk mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan melakukan
kegiatan fisik. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu
meningkatkan keterampilan motorik anak :
a.
Dunia anak adalah dunia bermain. Beri kesempatan
kepada anak untuk bermain yang dapat melatih penguasaan keterampilan motorik
kasar dan motorik halusnya. Suasana ‘berlatih’ harus menyenangkan. Usahakan
agar pengalaman bergerak ini juga memasukkan unsure eksplorasi dan aktivitas
pemecahan masalah sehingga anak termotivasi untuk kreatif.
b.
Sediakan peralatan dan lingkungan yang
memungkinkan anak melatih keterampilan motoriknya.
c.
Perkenalkan dan latihlah anak dengan
sebanyak mungkin jenis keterampilan motorik. Semakin banyak jenis ketrampilan
yang diberikan akan semakin baik bagi perkembangan motoriknya,
d.
Tidak membeda-bedakan perlakuan antara
anak laki- laki dengan perempuan, karena sesungguhnya pada usia ini kemampuan
dan ketertarikan anak terhadap aktivitas motorik adalah sama.
e.
Jangan menekankan pada kekuatan dan
kecepatan, tetapi perhatikan gerakan dan postur tubuh yang benar dalam
melakukan aktivitas motorik tersebut.
f.
Bersabar dalam menghadapi anak, karean
berkembangnya suatu keterampilan motorik juga tergantung waktu dan keinginan
anak untuk menguasai.
g.
Pada dasarnya setiap anak adalah unik.
Oleh karena itu janganlah membandingkan kemampuan motorik anak dengan anak lain
yang seusia dengannya.
Selain itu ada juga
stimulasi yang bisa diberikan unruk mengoptimalkan perkembangan motorik anak ,
antara lain:
a.
Dasar-dasar keterampilan untuk menulis
(huruf arab dan latin) dan menggambar.
b.
Keterampilan berolah raga (seperti
senam) atau menggunakan alat-alat olah raga.
c.
Gerakan-gerakan permainan, seperti
meloncat, memanjat dan berlari.
d.
Baris-berbaris secara sederhana untuk
menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban.
e.
Gerakan-gerakan ibadah shalat
E. Prinsip-prinsip pelaksanaan kegiatan
fisik motorik di TK
Adapun Prinsip-prinsip
pelaksanaan kegiatan fisik motorik di TK meliputi :
a.
Kegiatan dalam bentuk permainan
b.
Menciptakan suasana gembira dan
menyenangkan
c.
Gerakannya bervariasi
d.
Dilakukan tiap hari, baik secara formal
maupun diselipkan diantara kegiatan yang direncanakan
e.
Berencana dan bertahap
f.
Diatur sesuai dengan kebutuhan anak untuk bermain dan bergerak
3. Bermain Pada Anak Taman Kanak-Kanak
A. Pengertian bermain
Bermain adalah kegiatan yanga
anak-anak lakukan sepanjang hari karena
bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah bermain (Mayesty,1990). Anak usia dini tidak membedakan antara bermain
belajar dan bekerja. Anak – anak umum nya menikmati permainan dan akan terus
melakukan dimanapun mereka berada dan memiliki kesempatan untuk bermaian.
Piaget dalam Mayesti (1990) mengatakan bahwa bermain
adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dan akan menimbulkan kesenangan, kepuasan bagi diri
sendiri, sedangkan Parten dalam Dockett
dan Fleer
(2000) memandang bahwa bermain adalah sebagai sarana sosialisasi
diharapkan melalui bermain dapat memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi,
menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasai dan belajar secara me
nyenangkan.
Emmy Budiati (2008) Bermain
merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan merasa senang,
dan bermain adalah suatu kebutuhan yang sufah ada (inhem) dalam diri anak.
Dengan demikian anak dapat mempelajari berbagai keterampialan dengan senang
hati, tanpa merasa di paksa atau pun ter paksa
ketika kegiatan bermain. Bermain mempunyai banyak manfaat dalam
mengembangkan ketrampilan dan kecerdasan anak agar lebih siap menuju pendidikan
selanjutnya. Kecerdasan anak tidak hanya di tentukan oleh skor tunggal
yang di ungkap melalui tes intelegensi saja akan
tetapi anak juaga memiliki sejumplah kecerdasan jamak yang berwujud
keterampilan dan kemampuan.Contohnya ketika menolong teman tidak saling berebut
dan bertengkar kesediaan berbagi dan kedisiplinan, berani mengambil keputusan
dan bertanggung jawab.
Sebagai mana plato dan
Aristoteles, frobel menganggap jika bermain sebagai kegiatan yang mempunyai
nilai praktis. Artinya, bermain sebagai media untuk meningkatkan ketrampilan
dan kemampuan tertentu pada anak.
Bermain juga berfungsi sebagai sarana refresing untuk memulihkan tenaga
seseorang setelah lelah bekerja dan dihinggapi rasa jenuh.
Jadi jika sejak awal perkembangan
nya anak di kondisikan pada bidang yang di minatinya maka anak akan semakin
meningkat pengetahuan nya akan bidang yang ditekuni telak. Sedangkan Frobel
berdasarkan pengalaman nya sebagai pengajar, lebih menekan kan pentingnya
bermain dalam belajar, dia menyadari bahwa kegiatan bermain maupun mainan yang
dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik perhatian kepada anak dan mampu
untuk mengembangkan pengetahuan mereka.
B. Tujuan bermain
Pada dasrnya bermain memiliki
tujuan utama yakni memelihara perkembangan atau pertumbuhan optimal anak usia
dini melalui bermain yang kreatif, interaktif dan terintregrasi dengan lingkungan bermain anak.
Elkonin dalam Catron dan Allen (1999) salah seorang murid dari Vygodsky menggambarkan empat prinsip bermain yaitu.
1)
Dalam bermain anak mengembangkan sistem untuk
memahami apa yang sedang terjadi dalam rangka mengetahui tujuan yang kompleks
2)
Kemampuan untuk menempatkan perspektif orang lain melalui aturan – aturan
dan menegosiasikan aturan bermain.
3)
Anak menggunakan
suatu replika untuk menggantikan prodak nyata lalu mereka menggantikan
suatu prodak yang berbeda, kemampuan menggunakan simbul termasuk kedalam
perkembangan berfikir abstrak dan imajinatif.
4)
Kehati –hatian dalam bermain mungkin terjadi karena
anak perlu mengikuti aturan permainan yang telah di tentukan bersama teman lain
nya.
Untuk mendukung hal tersebut
seorang anak mampu melakukan pembelajaran yang situasinya merupakan khayalan
anak tersebut atau yang bisa di sebut dengan bermain sosiodrama bermain pura –
pura atau bermain drama.
Beberapa tujuan dari bermain dan
permainan anak sebagai berikut
a.
Menanamkan kebiasaan disiplin dan tanggungjawab
dalam kehidupan sehari- hari.
b.
Melatih sikap ramah dan suka bekerja sama dengan
teman, menujukkan kepedulian.
c.
Menanamkan budipekerti yang baik.
d.
Melatih anak untuk berani dan menantang ingin
mempunya rasa ingin tahu yang besar.
e.
Melatih anak untuk menyayangi dan mencintai
lingkungan dan ciptaan tuhan.
f.
Melatih anak untuk mencari berbagai konsep moral
yang mendasar seperti salah, benar, jujur, adil dan fair.
C. Fungsi bermain
Pada awal abad yang lalu, Sigmund Freud sudah mengemukakan bahwa
kegiatan bermain memungkinkan tersalurnya dorongan – dorongan instingtual anak
dalm meringankan snak pada beban mental. Kegiatan bermain merupakan sarana yang
aman yang dapat digunakan untuk mengulan ulang pelaksanan dorongan – dorongan
itu dan juga reaksi – reaksi mental yang mendasarinya .
Wolfgang dan wolfgang (1999) berpendapat bahwa
terdapat sejumplah nilai- nilai dalam bermain (the value of play) yaitu bermain dapat mengembangkan keterampilan
sosial, emosional, koknitif .dalam pembelajaran terdapat berbagai kegiatan yang
memiliki dampak dalam perkembangan anak, sehingga dapat di identifikasikan
bahwa fungsi bermain antara lain:
a.
Berfungsi untuk mencerdaskan otot pikiran.
b.
Berfungsi untuk mengasah panca indra.
c.
Berfungsi sebagai media terapi.
d.
Berfungsi untuk memacu kreatifitas.
e.
Berfungsi untuk melatih intelektual.
f.
Berfungsi utuk menemukan sesuatu yang baru.
g.
Berfungsi untuk melatih empati.
Beberapa
hal untuk mengetahui tentang proses perkembangan anak adalah proses pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung
secara teratur, saling terkait dan berkesinambungan. Secara umum karakteristik
perkembangan anak adalah:
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara
bersamaan dan berkorelasi. Sebagai contoh: pertumbuhan anak serat syaraf otak
dan akan disertai oleh perubahan fungsi dari suatu perkembangan
intelegensianya.Pembangunan ini memiliki pola yang teratur dan urutan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan tahap berikutnya
dari pertumbuhan dan perkembangan. Sebagai contoh: sebelum anak bisa berjalan,
ia harus mampu bangun pertama.
Dalam
bermaian, anak belajar untuk berinteraksi dengan lingkungan dan orang yang ada
di sekitarnya. Dari interaksi dengan lingkungan dan orang di sekitarnya maka
kemampuan untuk ber sosialisasi anak pun akan semakin bertambah dan
berkembang.pada usia 2 hingaga 5 tahun, anak memiliki perkembangan bermain
dengan teman bermainnya.
Berikut
ini ada enam tahapan perkembangan permaian pada anak menurut Parten dan Rogersdalam Dockettdan Fleer
(1992) yang menjelaskan:
a. Unoccupied atau tidak menetap.
Anak hanya melihat anak yang lain
lagi bermain akan tetapi anak tidak ikut bermain. Anak pada tahap ini hanya
mengamati sekeliling dan berjalan jalan, tetapi tidak terjadi interaksi dengan
anak yang lagi bermain.
b. Unlooker atau penonton
Pada tahap ini anak belum mau
terlibat untuk bermain akan tetapi anak sudah memolai untuk mendekaat dan
bertanya pada teman yang sedanh bermain dan anak sudah mulai muncul
ketertarikan untuk bermain setelah mengamati anak mampu mengubah caranya untuk
bermaian..
c.
Solitary independent play atau
bermain sendiri.
Tahap ni anak sudah mulai untuk
bermain ,akan tetapi seorang anak bermain sendiri dengan mainan nya, terkadang
anak berbicara dengan teman nya yang sedang bermain, tetapi tidah terlibat
dengan permainan anak lain.
d. Parallel activiti atau kegiatan pararel.
Anak sudah molai bermain dengan
anak yang lain tetapi belum terjadi interaksi dengan anak yang lain nya dan
anak cenderung menggunakan alat yang ada di sekelilingnya. Pada tahap ini ,anak
juga tidak mempengaruhi dalam bermain dengan permainannya anak masih senang
memanipulasi benda daripada bermain dengan anak lain. Dalam tahap ini biasanya
anak anak memain kan alat permainan yang sama dengan anak yang lain naya. Apa
yang dilakukan anak yang stau tidak mempengaruhi anak yang lain nya.
e. Associative play atau bermain dengan teman.
Pada tahap terjadi interaksi yang
lebih komplek pada anak. Terjadi tukar menukar mainan antara anak yang satu
dengan yang lain nya dan cara bermain anak sudah saling mengingatkan. Meskipun
anak dalam satu kelompok melakukan kegiatan yang sama, tidak terdapat aturan
yang mengikat dan belum memiliki tujuan yang khusus atau belum terjadi dikusi
untuk mencapai satu tujuan yang sama seperti menyusun bangunan bangunan yang
bernacam-macam akan tetapi masing masing anak dapat sewaktu-waktu meninggalkan
bangunan tersebuat dengan semaunya tidak terikat untuk merusak nya kembali.
f. Cooperative or organized supplementary play atau
kerja sama dalam bermain.
Saat anak bermain bersama dan
lebih terorganisir dan masing masing menjalannkan sesuai dengan job yang sudah
mereka dapat yang saling mempengaruhi satu sama yang lain. Anak bekerja sama
dengan anak yang lain nya untuk membangun sesuatu terjadi persaingan memmbentuk
permainan drama dan biasanya terpengaruh oleh anak yang memimpin permainan.
Dari keenam tahap diatas tampak
bahwa dalam suatu permaian akan timbul rasa ingin tahu rasa ingin berinteraksi
dan rasa untuk ber sosialisasi dengan anak yang lain nya.
bermain juga mengalami
perkembangan kemampuan yang berbeda bagi masing masing anak yatu sesui dengan
usia antara lain dari umur 0-2, 1-2, 2-3, 3-4, 4-5, 5-7, dan 7.
D. Manfaat Bermain
Menurut
Mayke S. Tedjasaputra (2005), manfaat bermain adalah
1.
Untuk Perkembangan Aspek Fisik
Kegiatan bermain banyak melibatkan gerakan-gerakan tubuh, akan menjadi
tubuh anak sehat. Otot-otot tubuh akan tumbuh dan menjadi kuat. Selain itu
anggota tubuh mendapat kesempatan untuk digerakkan. Anak juga dapat menyalurkan
tenaga (Energi) yang berlebihan sehingga tidak merasa gelisah dan bosan.
2.
Untuk Perkembangan Aspek Motorik Kasar Dan Motorik
Halus
Semisal anak yang lari berkejar-kejaran untuk menangkap temannya. Pada
awalnya ia belum terampil untuk berlari, tapi dengan bermain kejar-kejaran,
maka anak berminat untuk melakukannya dan menjadi terampil.
3.
Untuk Perkembangan Aspek Sosial
Dengan teman sepermainan, anak akan belajar berbagi hak milik,
menggunakan mainan secara bergilir, melakukan kegiatan bersama, mempertahankan
hubungan yang sudah terbina, mencari masalah yang dihadapi dengan teman
mainnya. Misalnya bagaimana membuat aturan permainan sehingga pertengkaran
dapat dihindari.
4.
Untuk Perkembangan Aspek Emosi Atau Kepribadian.
Melalui bermain, seorang anak dapat melepaskan ketegangan yang
dialaminya sekaligus ia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan
dorongan-dorongan dari dalam diri yang tidak mungkin terpuaskan dalam kehidupan
nyata.
5.
Untuk Perkembangan Aspek Kognisi
Aspek Kognisi diartikan sebagai pengetahuan yang luas, daya nalar,
kreativitas (daya cipta), kemampuan berbahasa, serta daya ingat.
6.
Untuk Mengasah Ketajaman Penginderaan
Penginderaan ini perlu diasah untuk menjadikan anak lebih tanggap atau
peka terhadap hal-hal yang berlangsung dilingkungan sekitarnya. Menjadikan anak
yang aktif, kritis, kreatif, dan bukan sebagai anak yang acuh tak acuh, pasif,
tidak tanggap, tidak mau tahu terhadap kejadian-kejadian yang muncul
disekitarnya.
7.
Untuk Mengembangkan Keterampilan Olahraga dan
Menari
Jika aspek fisik dan motorik anak sudah berkembang maka anak akan dengan
mudah mengembangkan keterampilan olahraga dan menari.
8.
Bermanfaat untuk Guru
Gutu dapat menggunakan bermain sebagai alat untuk melakukan pengamatan
dan penilaian atau suatu evaluasi terhadap anak.
9.
Sebagai Media Terapi
Bermain dapat digunakan sebagai media terapi karena selama bermain
perilaku anak akan tampil lebih bebas dan bermain adalah sesuatu yang secara
alamiah sudah terberi pada seorang anak.
10.
Sebagai Media Intervensi
Bermain dapat digunakan untuk melatih kemampuan-kemampuan tertentu dan
sering digunakan untuk melatih konsentarsi atau pemusatan perhatian.
E. Karakteristik Bermain Edukatif
Pertumbuhan dan perkembangan anak di tentukan oleh faktor
bawaan dan faktor lingkungan. Faktor bawaan adalah sifat yang di turunkan oleh
kedua orang tuanya. Adapun faktor lingkungan yaitu pengaruh luar yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak, misalnya
kesehatan, gizi, pola asuh pendidikan dan yang lain nya.
Beberapa ahli pesikoanalisis
berkeyakinan bahwa lingkungan sangan berperan penting untuk seorang anak pada
pola pikirnya dan pembentukan karakter atau sikap, kepribadian dan pengembangan
kemampuan anak secara optimal. Ank yang mendapat lingjungan yang baik untuk
merangsang pertumbuhan otak, misalnya jarang di sentuh jarang diajak main atau
jarang berkomunikasi perkembangan otak nya akan lebih kecil 20 % - 30% dari
ukuran normal seusianya.
Hasil penelitian mengemukakan
bahwa perumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-4 tahun mencapai 50% hingga
8 tahun mencapai 80% maka banyak para ahli yang mengemukakan dan menyebut
periode perkembangan kanak- kanak sebagai periode emas, karena hanya ada satu akli
pada kehidupan manusia.
Karakteristik bermain edukatif
yaitu segala sesuatu yang dipergunakan atau yangdijalankan sebagai sarana untuk
bermain yang mengandung pendidikan (edukatif) dan mampu mengembangkan kemampuan
anak.
Adapun
alat yang bisa digunakan untuk memainkan permainan edukatif yaittu harus
mengandung nilai pendidikan, aman dantidak berbahaya dan berfungsi
mengembangkan kemampuan anak.
III.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa perkembangan adalah perubahan-perubahan
yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
kematangannya (maturation) yang
berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut
fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
Perkembangan fisik
adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh/badan jasmani
seseorang, Perkembangan fisik merupakan hal yang bersifat tampak dan dapat
mudah dilihat dengan kasat mata, Perkembangan fisik meliputi bertambahnya berat
badan, tinggi bedan, tumbuhnya gigi pada anak dll.
Perkembangan motorik
adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya,
perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak.
Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang
dikontrol oleh otak. Adapun perkembangan motorik terbagi menjadi dua yaitu
motorik kasar dan morik halus.
Perkembangan fisik
motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian
gerak tubuh. karena keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih
sulit misalnya konsentrasi, kontrol, kehati-hatian, dan koordinasi otot tubuh
yang satu dengan yang lain.
Pengembangan fisik
motorik anak TK berbeda dengan anak usia dasar maupun menengah. Pada umumnya
anak TK pengembangan fisik motoriknya dapat dilakukan dengan cara bermain.
Adapun dalam pengembangan bermain itu mempunyai manfaat bagi anak-anak usia TK
yaitu : Untuk
Perkembangan Aspek Fisik, Untuk Perkembangan Aspek Motorik Kasar Dan Motorik
Halus, Untuk Perkembangan Aspek Sosial, Untuk Perkembangan Aspek Emosi Atau
Kepribadian.
Untuk Perkembangan Aspek Kognisi, Untuk Mengasah
Ketajaman Penginderaan, Untuk Mengembangkan Keterampilan Olahraga dan Menari, Bermanfaat
untuk Guru
Sebagai Media Terapi, Sebagai Media Intervensi
B.
SARAN
Pengembangan fisik
motorik perlu didapatkan oleh setiap anak setiap harinya baik itu dalam
pendidikan formal maupun non formal guna anak guna mendapatkan perkembangan
anak dari segala segi aspek selain itu juga bermanfaat dalam pembentukan karakternya yang berguna bagi
negara dan lingkungannya. Tentunya Pengembangan fisik motorik anak haruslah
dilakukan dengan bermain sambil belajar. Dengan mengembangkan fisik motorik
diharapkan anak bisa menjalankan kegiatan yang baik sesuai kaidah dan tidak
terpengaruh kegiatan-kegiatan yang negatif.
Penulis menyadari
sepenuhnya atas segala kekurangan pada makalah ini dan penulis dengan senang
hati dan akan menerima saran serta kritik demi kesempurnaan makalah ini. Atas
segala saran dan bantuan, penulis sampaikan terima kasih
Ternyata Proses motorik gerak sangat dibutuhkan oleh anak-anak untuk peningkatan aktifitasnya. Terima kasih atas tulisannya, sangat membantu :D
BalasHapus