Jumat, 28 November 2014

makalah bermain dan permainan bagi Anak Usia Dini


I.                               PENDAHULUAN

1.                  Latar Belakang
Anak Taman Kanak-kanak merupakan anak yang berada dalam proses perkembangan, baik perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional maupun bahasa. Setiap anak memiliki karakteristik tersendiri. Perkembangan setiap anak berbeda beda baik dalam kualitas maupun tempo perkembangannya. Perkembangan anak bersifat progresif, sistematis dan berkesinambungan. Setiap aspek perkembangan saling berkaitan satu sama lain, terhambatnya satu aspek perkembangan tertentu akan mempengaruhi aspek perkembangan yang lainnya.Taman kanak-kanak pada umumnya juga disebut sebagai usia emas (golden age) sehingga merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar. Pada usia ini anak memiliki kemampuan dan semangat untuk belajar yang luar biasa khususnya pada awal masa kanak-kanak.
Mengingat Taman Kanak-kanak merupakan usia emas maka pada masa itu perkembangan anak harus dioptimalkan. Perkembangan anak Taman Kanak-kanak sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya dan dididik secara baik dan benar. Anak berkembang dari berbagai aspek yaitu berkembang fisiknya, baik motorik kasar maupun halus, berkembang aspek kognitif, aspek sosial dan emosional. Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik untuk seorang anak terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep diri. Oleh karena itu dalam masa Taman Kanak-kanak ini, anak diharapkan melakukan pembiasaan mengolah Motorik dan Geraknya.
Sesuai dengan tujuan pendidikan di taman kanak-kanak yang mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak, maka yang dilakukan di taman kanak-kanak adalah mengembangkan jasmani anak dan bukan mengajarkan olahraga. Pengembangan jasmani pada anak TK  menitik beratkan pada latihan gerak yang sifatnya informal dan bebas sehingga anak dapat menguasai gerakan-gerakan dasar yang sifatnya informal dan bebas sehingga anak dapat menguasai gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan diri  selanjutnya. Mereka dilatih agar mampu menggunakan otot-ototnya dengan baik agar mereka lebih tangkas di dalam gerakan-gerakannya.
Adapun dalam latihan gerak pada Taman Kanak-kanak jauh berbeda dengan orang dewasa pada umumnya. Latihan gerak dan fisik motorik pada anak harus dilakukan dengan perasaan senang dan nyaman. Dan perasaan itu dalam kesehariannya dapat dilakukan dalam bermain sambil belajar. Dengan  melatih gerak fisik motorik dasar dapat diharapkan anak mendapatkan perkembangan dan kesehatan fisik yang optimal.
Dengan memiliki kesehatan fisik yang optimal, maka optimal pula anak memiliki rasa percaya diri sehingga dalam mengikuti kegiatanpun mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan hasil maksimal itu maka karakter anak bangsa akan tercipta sesuai dengan tujuan pendidikan.

2.         RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah  :
1.             Apakah maksud dari perkembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak?
2.             Apakah maksud dari Perkembangan Fisik Motorik dan Latihan Gerak pada Taman Kanak-kanak?
3.             Apa pengertian dari Bermain pada Anak Taman Kanak-Kanak?

3.                  TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah        :
1.         Mengetahui pengertian dari Perkembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak.
2.       Mengetahui pemahaman Perkembangan Fisik Motorik dan Latihan Gerak pada TK.
3.       Mengetahui pengertian tentang Bermain pada Anak Taman Kanak-Kanak.














II.                PEMBAHASAN

1.                  Pengertian Perkembangan
Menurut Syamsu Yusuf (2012), Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, dan berkesinambungan itu adalah sebagai berikut :
1.                  Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.
2.                  Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis).
3.                  Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat.

Perkembangan itu secara umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.                  Terjadinya perubahan dalam, (a) aspek fisik : perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh; (b) aspek psikis : kemampuan berpikir, bicara, mengingat, dll.
2.                  Terjadinya perubahan dalam proporsi; (a) aspek fisik : proporsi tubuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja, (b) aspek psikis : perubahan imajinasi dari yang fantasi ke realitas.
3.                  Lenyapnya tanda-tanda yang lama; (a) tanda-tanda fisik : lenyapnya rambut halus, gigi susu, dll; (b) tanda-tanda psikis : lenyapnya masa anak-anak.
4.                  Diperolehnya tanda-tanda yang baru; (a) tanda-tanda fisik : pergantian gigi, tumbuhnya kumis, jakum, payudara dll; (b) tanda-tanda psikis : berkembangnya rasa ingin tahu.

Prinsip-Prinsip Perkembangan
1.                  Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti. Perkembangan berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua.
2.                  Semua aspek Perkembangan saling mempengaruhi. Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi.
3.                  Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, misal : untuk dapat berjalan seorang anak harus dapat berdiri dulu, sehingga pada perkembangan selanjutnya anak dapak berlari atau meloncat.
4.                  Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan. Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda.
5.                  Setiap Fase Perkembangan mempunyai ciri khas.
6.                  Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.

Fase-fase (tahap) perkembangan menurut Elizabeth Hurlock adalah sebagai berikut :
-          Tahap I            :  Fase Prenatal (sebelum lahir)
-          Tahap II          :  Fase Infancy (orok), usia 10 atau 14 hari.
-          Tahap III         :  Fase Babyhood (bayi), mulai 2 minggu sampai usia 2 tahun
-          Tahap IV         :  Fase Childhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai masa                                                       
-                                     remaja (puber)
-          Tahap V          :  Fase Puberty, mulai usia 11 atau 13 tahun sampai usia 21
-                                     tahun.

Fase-fase perkembangan menurut kriteria Pendidikan adalah sebagai berikut :
-          Masa usia pra sekolah                         :  usia 0,0 – 6,0
-          Masa usia sekolah dasar                      :  usia 6,0 – 12,0
-          Masa Usia Sekolah menengah            :  usia 12,0 – 18,0
-          Masa usia Mahasiswa                          :  usia 18,0 – 25,0

2.                  Perkembangan Fisik Motorik Anak Taman Kanak-Kanak
Menurut tim Materi PLPG (2011), istilah motor menyiratkan adanya gerak otot, yang seakan-akan tidak banyak melibatkan aspek-aspek kognitif dan perseptual. Pengertian motorik dan gerak sering kali menjadi satu karena diantara kedua istilah tersebut sangat sulit ditarik suatu batasan yang konkrit, dan memang terdapat hubungan sebab akibat.
Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan.
Gerak diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu posisi ke posisi lain yang dapat diamati secara obyektif dalam suatu dimensu ruang dan waktu.
Perkembangan fisik motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. karena keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi, kontrol, kehati-hatian, dan koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang lain.
Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh/badan jasmani seseorang, Perkembangan fisik merupakan hal yang bersifat tampak dan dapat mudah dilihat dengan kasat mata, Perkembangan fisik meliputi bertambahnya berat badan, tinggi bedan, tumbuhnya gigi pada anak dll.
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan kemampuan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf, urat syaraf dan otot. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus.keterampilan motorik kasar yaitu gerakan yang dihasilkan dari kemampuan untuk mengontrol otot-otot besar, contohnya adalah berjalan, berlari, melompat, berguling. Keterampilan motorik halus yaitu gerakan terbatas dari bagian-bagian yang meliputi otot kecil, terutama di bagian jari-jari tangan, contohnya adalah menulis, menggambar, memegang, sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk.
`Menurut Hurlock (1998) – perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir.
Perkembangan ketrampilan motorik merupakan factor yang sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan. Elizabeth Hurlock (1956) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan individu, yaitu sebagai berikut :
1.                  Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang, seperti anak merasa senang dengan memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat lainnya.
2.                  Melalui ketrampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi helplessness (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi  yang independence (bebas tidak bergantung). Anak dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan self confidence (rasa percaya diri).
3.                  Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia TK atau pra sekolah, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, mewarnai dll.
4.                  Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya,  sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan dikucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
5.                  Perkembangan ketrampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self concept atau kurang konsep diri/kepribadian anak.

A.                Karakteristik Perkembangan Fisik Motorik
Anak usia 4-6 tahun berada pada tahap perkembangan early childhood atau masa kanak-kanak awal yang secara teori dimulai dari usia 3 tahun (Papalia, Olds,& Feldman, 2004). Tahap usia ini biasa disebut sebagai periode prasekolah.
Anak usia 4 – 6 tahun memiliki karakteristik antara lain :
1.                  Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif  melakukan berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
2.                  Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu.
3.                  Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat.
4.                  Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan sosial. Walaupun aktifitas bermain dilakukan anak secara bersama.

B.        Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Motorik
1.         Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak :
a.         Faktor kematangan
Kematangan atau maturity adalah kesiapan fungsi- fungsi baik fisik maupun psikis untuk melakukan aktivitas tanpa memerlukan stimulus dari luar. Misalnya proses anak belajar duduk, merangkak, berjalan atau bercakap- cakap. Proses- prose situ memerlukan periode belajar dan berlatih. Proses- proses di atas tidak akan menunjukkan hasil yang maksimal bila anak belum mencapai kematangannya.

b.         Faktor Keturunan
 1.   Tinggi tubuh
Orang tua yang tinggi, cenderung untuk mempunyai keturunan yang tinggi, demikian pula orang tua yang pendek, cenderung akan memiliki keturunan yang pendek pula. Namun tinggi tubuh seseorang tidak dapat diramalkan secara tepat, karena faktor lingkungan, gizi dan kesehatan mempunyai pengaruh pula pada hal itu.
2.    Kecepatan pertumbuhan
Kecepatan pertumbuhan ternyata juga merupakan sifat yang diturunkan. Penelitian- penelitian pada kembar identik memperlihatkan bahwa haid pertama yang dialami kembar identik perempuan terjadi pada usia yang sama. Demikian pula pada perempuan kakak- beradik, haid mereka pada usia yang tidak begitu berbeda.

c.         Pengaruh lain
Nutrisi, Penyebab ini bukan hanya faktor sosial ekonomi yang lemah saja tetapi juga cara dan kebiasaan keluarga dalam hal makan. Akibat bila seorang anak kurang gizi yaitu: anak akan menjadi lemah dan kurang berminat untuk bermain. Selain itu anak juga mudah tersinggung, pemurung dan kadang gugup.

2.         Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak
Motorik anak perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak. Faktor gizi, pola pengasuhan anak, dan lingkungan ikut berperan dalam perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik anak berlangsung secara bertahap tapi memiliki alur kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap anak.
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan motorik anak, antara lain :
a.              Kesiapan anak untuk belajar, baik secara fisik maupun psikis.
b.             Motivasi anak untuk belajar.
c.              Kesempatan untuk berlatih dalam hal ini adalah waktu luang.
d.             Kesempatan untuk belajar. Sebagian anak tidak punya kesempatan belajar karena orang tua terlalu protektif.
e.              Bimbingan, terutama koreksi diperlukan ketika anak melakukan kesalahan.
C.        Masalah- masalah Perkembangan Fisik – Motorik yang Sering dialami Anak
1. Masalah dalam Perkembangan Fisik Anak
a.         Malnutrisi (Kurang gizi)
Pendapat popular menyatakan bahwa masalah kurang gizi biasa ditemui pada anak- anak di dunia ketiga/ Negara miskin. Pendapat ini tidak sesungguhnya tepat, karena di Negara yang telah majupun masih juga ditemui masalah anak yang kekurangan gizi. Semua ini ternyata lebih kepada pola pengaturan makanan yang sehat dan seimbang. Anak yang mengalami malnutrisi akan tampak pada penampilan fisiknya. Dibutuhkan kombinasi antara pengaturan pola makan dan asupan makanan serta kepedulian orang tua untuk melihat adanya tanda- tanda kekurangan gizi pada anak. Di Indonesia pemerintah telah menggalang program gerakan “4 sehat 5 sempurna”, serta program pemberian makanan tambahan bagi anak di puskesmas. Posyandu serta sekolah- sekolah.
b.         Obesitas (Kelebihan Berat Badan)
Ada banyak faktor yang dapat memicu obesitas, salah satunya adalah faktor keturunan. Dari penelitian Sukard (Kail, 2001) ditemukan bahwa berat badan anak yang diadopsi lebih terkait pada orang tua biologisnya disbanding orang tua angkatnya. Jika anak malas bergerak maka lemak akan tertimbun dan membuat tubuh menjadi gemuk. Seiring dengan perkembangan IPTEK anak zaman sekarang cenderung malas bergerak, olah raga juga bukan menjadi kebiasaan hidup mereka. Anak yang mengalami obesitas umumnya memiliki rasa percaya diri yang rendah. Dari faktor kesehatan, obesitas juga memicu berbagai penyakit, seperti darah tinggi dan diabetes. Cara terbaik yang bias dilakukan ialah dengan mengatur pola makan dan rajin olah raga.

2.         Masalah dalam Perkembangan Motorik Anak
a.         Masalah/ Kesulitan dalam motorik kasar
 -          Ketidak mampuan mengatur keseimbangan
Anak- anak yang mengalami kesulitan dalam mengatur keseimbangan tubuhnya biasanya juga memiliki kesulitan dalam mengontrol gerakan anggota tubuh sehingga terkesan gerakannya ragu- ragu dan tampak canggung. Diketahui kurang lebih 80% dari jumlah anak yang memiliki gangguan perkembangan juga mengalami kesulitan pada pengaturan keseimbangan tubuh . Masalah pengaturan keseimbangan tubuh ini berhubungan dengan sistem vestibular atau sistem yang mengatur keseimbangan di dalam tubuh. Jika tidak segera ditangani, kesulitan ini akan dibawa terus oleh anak sampai saat mereka sekolah dan akan mengakibatkan masalah lain, yaitu dalam hal membaca dan menulis.
 -          Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang baik
Salah satu perkembangan motorik pada anak yang perlu diperhatikan adalah kemampuan bereaksi yang semakin cepat, koordinasi mata-tangan yang semakin baik, dan ketangkasan serta kesadaran terhadap tubuh secara keseluruhan. Namun, ada anak yang lambat dalam bereaksi. Koordinasi gerakannya juga tampak kacau sehingga sering kali disebut “ceroboh” dan menjadi bahan ejekan temannya. Hal yang menyebabkan masalah tersebut ada 2 yaitu karena anak kurang diberi kesempatan untuk berlatih dan ada kemungkinan anak mempunyai masalah dalam syaraf motoriknya. Untuk alas an yang terakhir ini orang tua perlu mengkonsultasikannya dengan dokter.

b.         Masalah/ Kesulitan dalam Motorik halus
-           Belum bisa menggambar bentuk bermakna
Kegiatan menggambar merupakan hal yang menyenangkan bagi sebagian besar anak. Namun yang perlu diwaspadai adalah jika anak belum dapat menggambar beberapa bentuk yang tergabung dengan baik menjadi satu bentuk yang lebih bermakna. Maka kemampuan anak dalam mempersepsi apa yang ada di sekitarnya perlu dipertanyakan.
-          Belum bisa mewarnai dengan rapi
Salah satu cara untuk melatih motorik halus anak ialah dengan member gambar menarik untuk diwarnai. Biasanya anak akan menyukai kegiatan ini dan bereksperimen dengan menggunakan berbagai macam warna yang disediakan.bagi beberapa anak pekerjaan mewarnai memang bukan pekerjaan yang menyenangkan. Apalagi jika hasilnya dibandingkan dengan temannya yang lebih bagus. Hal yag perlu diperhatikan yaitu jika anak enggan untuk mewarnai, cobalah melatih kesabarannya dalam menyelesaikan satu pekerjaan
Hingga tuntas,sebelum beralih kepekerjaan lain.
D.        Bagaimana Meningkatkan Keterampilan Fisik- Motorik Anak?
Ada banyak faktor yang mempengaruhi penguasaan keterampilan motorik pada anak. Selain faktor kematangan alat- alat tubuh, hal yang tidak kalah penting adalah faktor latihan dan pengalaman. Anak- anak usia prasekolah terkadang masih membutuhkan dukungan dan dorongan untuk mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan melakukan kegiatan fisik. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan keterampilan motorik anak :
a.                  Dunia anak adalah dunia bermain. Beri kesempatan kepada anak untuk bermain yang dapat melatih penguasaan keterampilan motorik kasar dan motorik halusnya. Suasana ‘berlatih’ harus menyenangkan. Usahakan agar pengalaman bergerak ini juga memasukkan unsure eksplorasi dan aktivitas pemecahan masalah sehingga anak termotivasi untuk kreatif.
b.                  Sediakan peralatan dan lingkungan yang memungkinkan anak melatih keterampilan motoriknya.
c.                  Perkenalkan dan latihlah anak dengan sebanyak mungkin jenis keterampilan motorik. Semakin banyak jenis ketrampilan yang diberikan akan semakin baik bagi perkembangan motoriknya,
d.                 Tidak membeda-bedakan perlakuan antara anak laki- laki dengan perempuan, karena sesungguhnya pada usia ini kemampuan dan ketertarikan anak terhadap aktivitas motorik adalah sama.
e.                  Jangan menekankan pada kekuatan dan kecepatan, tetapi perhatikan gerakan dan postur tubuh yang benar dalam melakukan aktivitas motorik tersebut.
f.                   Bersabar dalam menghadapi anak, karean berkembangnya suatu keterampilan motorik juga tergantung waktu dan keinginan anak untuk menguasai.
g.                  Pada dasarnya setiap anak adalah unik. Oleh karena itu janganlah membandingkan kemampuan motorik anak dengan anak lain yang seusia dengannya.

Selain itu ada juga stimulasi yang bisa diberikan unruk mengoptimalkan perkembangan motorik anak , antara lain:
a.                  Dasar-dasar keterampilan untuk menulis (huruf arab dan latin) dan menggambar.
b.                  Keterampilan berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga.
c.                  Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.
d.                 Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban.
e.                  Gerakan-gerakan ibadah shalat

E.        Prinsip-prinsip pelaksanaan kegiatan fisik  motorik di TK
Adapun Prinsip-prinsip pelaksanaan kegiatan fisik  motorik di TK meliputi :
a.                  Kegiatan dalam bentuk permainan
b.                  Menciptakan suasana gembira dan menyenangkan
c.                  Gerakannya bervariasi
d.                 Dilakukan tiap hari, baik secara formal maupun diselipkan diantara kegiatan yang direncanakan
e.                  Berencana dan bertahap
f.        Diatur sesuai dengan  kebutuhan anak untuk bermain dan bergerak

3.         Bermain Pada Anak Taman Kanak-Kanak
A.                Pengertian bermain
Bermain adalah kegiatan yanga anak-anak  lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah bermain (Mayesty,1990). Anak usia dini tidak membedakan antara bermain belajar dan bekerja. Anak – anak umum nya menikmati permainan dan akan terus melakukan dimanapun mereka berada dan memiliki kesempatan untuk bermaian.
Piaget dalam Mayesti (1990) mengatakan bahwa bermain adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan secara  berulang-ulang dan akan menimbulkan kesenangan, kepuasan bagi diri sendiri, sedangkan Parten dalam Dockett dan Fleer (2000) memandang bahwa bermain adalah sebagai sarana sosialisasi diharapkan melalui bermain dapat memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasai dan belajar secara me nyenangkan.
Emmy Budiati (2008) Bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan merasa senang, dan bermain adalah suatu kebutuhan yang sufah ada (inhem) dalam diri anak. Dengan demikian anak dapat mempelajari berbagai keterampialan dengan senang hati, tanpa merasa di paksa atau pun ter paksa  ketika kegiatan bermain. Bermain mempunyai banyak manfaat dalam mengembangkan ketrampilan dan kecerdasan anak agar lebih siap menuju pendidikan selanjutnya. Kecerdasan anak tidak hanya di tentukan oleh skor tunggal

yang di ungkap melalui tes intelegensi saja akan tetapi anak juaga memiliki sejumplah kecerdasan jamak yang berwujud keterampilan dan kemampuan.Contohnya ketika menolong teman tidak saling berebut dan bertengkar kesediaan berbagi dan kedisiplinan, berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab.
Sebagai mana plato dan Aristoteles, frobel menganggap jika bermain sebagai kegiatan yang mempunyai nilai praktis. Artinya, bermain sebagai media untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan tertentu pada anak.  Bermain juga berfungsi sebagai sarana refresing untuk memulihkan tenaga seseorang setelah lelah bekerja dan dihinggapi rasa jenuh.
Jadi jika sejak awal perkembangan nya anak di kondisikan pada bidang yang di minatinya maka anak akan semakin meningkat pengetahuan nya akan bidang yang ditekuni telak. Sedangkan Frobel berdasarkan pengalaman nya sebagai pengajar, lebih menekan kan pentingnya bermain dalam belajar, dia menyadari bahwa kegiatan bermain maupun mainan yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik perhatian kepada anak dan mampu untuk mengembangkan pengetahuan mereka.

B.                Tujuan bermain
Pada dasrnya bermain memiliki tujuan utama yakni memelihara perkembangan atau pertumbuhan optimal anak usia dini melalui bermain yang kreatif, interaktif dan terintregrasi  dengan lingkungan bermain anak.
Elkonin dalam Catron dan Allen (1999) salah seorang murid dari Vygodsky menggambarkan empat prinsip bermain yaitu.
1)                 Dalam bermain anak mengembangkan sistem untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam rangka mengetahui tujuan yang kompleks
2)                 Kemampuan untuk menempatkan  perspektif orang lain melalui aturan – aturan dan menegosiasikan aturan bermain.
3)                 Anak menggunakan  suatu replika untuk menggantikan prodak nyata lalu mereka menggantikan suatu prodak yang berbeda, kemampuan menggunakan simbul termasuk kedalam perkembangan berfikir abstrak dan imajinatif.
4)                 Kehati –hatian dalam bermain mungkin terjadi karena anak perlu mengikuti aturan permainan yang telah di tentukan bersama teman lain nya.

Untuk mendukung hal tersebut seorang anak mampu melakukan pembelajaran yang situasinya merupakan khayalan anak tersebut atau yang bisa di sebut dengan bermain sosiodrama bermain pura – pura atau bermain drama.
Beberapa tujuan dari bermain dan permainan anak sebagai berikut
a.                  Menanamkan kebiasaan disiplin dan tanggungjawab dalam kehidupan sehari- hari.
b.                  Melatih sikap ramah dan suka bekerja sama dengan teman, menujukkan kepedulian.
c.                  Menanamkan budipekerti yang baik.
d.                 Melatih anak untuk berani dan menantang ingin mempunya rasa ingin tahu yang besar.
e.                  Melatih anak untuk menyayangi dan mencintai lingkungan dan ciptaan tuhan.
f.                   Melatih anak untuk mencari berbagai konsep moral yang mendasar seperti salah, benar, jujur, adil dan fair.

C.                          Fungsi bermain
Pada awal abad yang lalu, Sigmund Freud sudah mengemukakan bahwa kegiatan bermain memungkinkan tersalurnya dorongan – dorongan instingtual anak dalm meringankan snak pada beban mental. Kegiatan bermain merupakan sarana yang aman yang dapat digunakan untuk mengulan ulang pelaksanan dorongan – dorongan itu dan juga reaksi – reaksi mental yang mendasarinya .
Wolfgang dan wolfgang (1999) berpendapat bahwa terdapat sejumplah nilai- nilai dalam bermain (the value of play) yaitu bermain dapat mengembangkan keterampilan sosial, emosional, koknitif .dalam pembelajaran terdapat berbagai kegiatan yang memiliki dampak dalam perkembangan anak, sehingga dapat di identifikasikan bahwa fungsi bermain antara lain:
a.                                 Berfungsi untuk mencerdaskan otot pikiran.
b.                                 Berfungsi untuk mengasah panca indra.
c.                                 Berfungsi sebagai media terapi.
d.                                Berfungsi untuk memacu kreatifitas.
e.                                 Berfungsi untuk melatih intelektual.
f.                                  Berfungsi utuk menemukan sesuatu yang baru.
g.                                 Berfungsi untuk melatih empati.

Beberapa hal untuk mengetahui tentang proses perkembangan anak adalah proses pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung secara teratur, saling terkait dan berkesinambungan. Secara umum karakteristik perkembangan anak adalah:
 Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara bersamaan dan berkorelasi. Sebagai contoh: pertumbuhan anak serat syaraf otak dan akan disertai oleh perubahan fungsi dari suatu perkembangan intelegensianya.Pembangunan ini memiliki pola yang teratur dan urutan. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan tahap berikutnya dari pertumbuhan dan perkembangan. Sebagai contoh: sebelum anak bisa berjalan, ia harus mampu bangun pertama.
Dalam bermaian, anak belajar untuk berinteraksi dengan lingkungan dan orang yang ada di sekitarnya. Dari interaksi dengan lingkungan dan orang di sekitarnya maka kemampuan untuk ber sosialisasi anak pun akan semakin bertambah dan berkembang.pada usia 2 hingaga 5 tahun, anak memiliki perkembangan bermain dengan teman bermainnya.
Berikut ini ada enam tahapan perkembangan permaian pada anak menurut Parten dan Rogersdalam Dockettdan Fleer (1992) yang menjelaskan:
a.                   Unoccupied atau tidak menetap.
Anak hanya melihat anak yang lain lagi bermain akan tetapi anak tidak ikut bermain. Anak pada tahap ini hanya mengamati sekeliling dan berjalan jalan, tetapi tidak terjadi interaksi dengan anak yang lagi bermain.
b.                  Unlooker atau penonton
Pada tahap ini anak belum mau terlibat untuk bermain akan tetapi anak sudah memolai untuk mendekaat dan bertanya pada teman yang sedanh bermain dan anak sudah mulai muncul ketertarikan untuk bermain setelah mengamati anak mampu mengubah caranya untuk bermaian..
c.                   Solitary independent play atau bermain sendiri.
Tahap ni anak sudah mulai untuk bermain ,akan tetapi seorang anak bermain sendiri dengan mainan nya, terkadang anak berbicara dengan teman nya yang sedang bermain, tetapi tidah terlibat dengan permainan anak lain.
d.                  Parallel activiti atau kegiatan pararel.
Anak sudah molai bermain dengan anak yang lain tetapi belum terjadi interaksi dengan anak yang lain nya dan anak cenderung menggunakan alat yang ada di sekelilingnya. Pada tahap ini ,anak juga tidak mempengaruhi dalam bermain dengan permainannya anak masih senang memanipulasi benda daripada bermain dengan anak lain. Dalam tahap ini biasanya anak anak memain kan alat permainan yang sama dengan anak yang lain naya. Apa yang dilakukan anak yang stau tidak mempengaruhi anak yang lain nya.
e.         Associative play atau bermain dengan teman.
Pada tahap terjadi interaksi yang lebih komplek pada anak. Terjadi tukar menukar mainan antara anak yang satu dengan yang lain nya dan cara bermain anak sudah saling mengingatkan. Meskipun anak dalam satu kelompok melakukan kegiatan yang sama, tidak terdapat aturan yang mengikat dan belum memiliki tujuan yang khusus atau belum terjadi dikusi untuk mencapai satu tujuan yang sama seperti menyusun bangunan bangunan yang bernacam-macam akan tetapi masing masing anak dapat sewaktu-waktu meninggalkan bangunan tersebuat dengan semaunya tidak terikat untuk merusak nya kembali.

f.                   Cooperative or organized supplementary play atau kerja sama dalam bermain.
Saat anak bermain bersama dan lebih terorganisir dan masing masing menjalannkan sesuai dengan job yang sudah mereka dapat yang saling mempengaruhi satu sama yang lain. Anak bekerja sama dengan anak yang lain nya untuk membangun sesuatu terjadi persaingan memmbentuk permainan drama dan biasanya terpengaruh oleh anak yang memimpin permainan.
Dari keenam tahap diatas tampak bahwa dalam suatu permaian akan timbul rasa ingin tahu rasa ingin berinteraksi dan rasa untuk ber sosialisasi dengan anak yang lain nya.
bermain juga mengalami perkembangan kemampuan yang berbeda bagi masing masing anak yatu sesui dengan usia antara lain dari umur 0-2, 1-2, 2-3, 3-4, 4-5, 5-7, dan 7.

D.        Manfaat Bermain
            Menurut Mayke S. Tedjasaputra (2005), manfaat bermain adalah
1.                  Untuk Perkembangan Aspek Fisik
Kegiatan bermain banyak melibatkan gerakan-gerakan tubuh, akan menjadi tubuh anak sehat. Otot-otot tubuh akan tumbuh dan menjadi kuat. Selain itu anggota tubuh mendapat kesempatan untuk digerakkan. Anak juga dapat menyalurkan tenaga (Energi) yang berlebihan sehingga tidak merasa gelisah dan bosan.
2.                  Untuk Perkembangan Aspek Motorik Kasar Dan Motorik Halus
Semisal anak yang lari berkejar-kejaran untuk menangkap temannya. Pada awalnya ia belum terampil untuk berlari, tapi dengan bermain kejar-kejaran, maka anak berminat untuk melakukannya dan menjadi terampil.

3.                  Untuk Perkembangan Aspek Sosial
Dengan teman sepermainan, anak akan belajar berbagi hak milik, menggunakan mainan secara bergilir, melakukan kegiatan bersama, mempertahankan hubungan yang sudah terbina, mencari masalah yang dihadapi dengan teman mainnya. Misalnya bagaimana membuat aturan permainan sehingga pertengkaran dapat dihindari.
4.                  Untuk Perkembangan Aspek Emosi Atau Kepribadian.
Melalui bermain, seorang anak dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya sekaligus ia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan dari dalam diri yang tidak mungkin terpuaskan dalam kehidupan nyata.
5.                  Untuk Perkembangan Aspek Kognisi
Aspek Kognisi diartikan sebagai pengetahuan yang luas, daya nalar, kreativitas (daya cipta), kemampuan berbahasa, serta daya ingat.
6.                  Untuk Mengasah Ketajaman Penginderaan
Penginderaan ini perlu diasah untuk menjadikan anak lebih tanggap atau peka terhadap hal-hal yang berlangsung dilingkungan sekitarnya. Menjadikan anak yang aktif, kritis, kreatif, dan bukan sebagai anak yang acuh tak acuh, pasif, tidak tanggap, tidak mau tahu terhadap kejadian-kejadian yang muncul disekitarnya.
7.                  Untuk Mengembangkan Keterampilan Olahraga dan Menari
Jika aspek fisik dan motorik anak sudah berkembang maka anak akan dengan mudah mengembangkan keterampilan olahraga dan menari.
8.                  Bermanfaat untuk Guru
Gutu dapat menggunakan bermain sebagai alat untuk melakukan pengamatan dan penilaian atau suatu evaluasi terhadap anak.
9.                  Sebagai Media Terapi
Bermain dapat digunakan sebagai media terapi karena selama bermain perilaku anak akan tampil lebih bebas dan bermain adalah sesuatu yang secara alamiah sudah terberi pada seorang anak.
10.              Sebagai Media Intervensi
Bermain dapat digunakan untuk melatih kemampuan-kemampuan tertentu dan sering digunakan untuk melatih konsentarsi atau pemusatan perhatian.


E.        Karakteristik Bermain Edukatif
Pertumbuhan  dan perkembangan anak di tentukan oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan. Faktor bawaan adalah sifat yang di turunkan oleh kedua orang tuanya. Adapun faktor lingkungan yaitu pengaruh luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak, misalnya kesehatan, gizi, pola asuh pendidikan dan yang lain nya.
Beberapa ahli pesikoanalisis berkeyakinan bahwa lingkungan sangan berperan penting untuk seorang anak pada pola pikirnya dan pembentukan karakter atau sikap, kepribadian dan pengembangan kemampuan anak secara optimal. Ank yang mendapat lingjungan yang baik untuk merangsang pertumbuhan otak, misalnya jarang di sentuh jarang diajak main atau jarang berkomunikasi perkembangan otak nya akan lebih kecil 20 % - 30% dari ukuran normal seusianya.
Hasil penelitian mengemukakan bahwa perumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-4 tahun mencapai 50% hingga 8 tahun mencapai 80% maka banyak para ahli yang mengemukakan dan menyebut periode perkembangan kanak- kanak sebagai periode emas, karena hanya ada satu akli pada kehidupan manusia. 
Karakteristik bermain edukatif yaitu segala sesuatu yang dipergunakan atau yangdijalankan sebagai sarana untuk bermain yang mengandung pendidikan (edukatif) dan mampu mengembangkan kemampuan anak.
            Adapun alat yang bisa digunakan untuk memainkan permainan edukatif yaittu harus mengandung nilai pendidikan, aman dantidak berbahaya dan berfungsi mengembangkan kemampuan anak.














III.                                         PENUTUP

A.                KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh/badan jasmani seseorang, Perkembangan fisik merupakan hal yang bersifat tampak dan dapat mudah dilihat dengan kasat mata, Perkembangan fisik meliputi bertambahnya berat badan, tinggi bedan, tumbuhnya gigi pada anak dll.
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Adapun perkembangan motorik terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan morik halus.
Perkembangan fisik motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. karena keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi, kontrol, kehati-hatian, dan koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang lain.
Pengembangan fisik motorik anak TK berbeda dengan anak usia dasar maupun menengah. Pada umumnya anak TK pengembangan fisik motoriknya dapat dilakukan dengan cara bermain. Adapun dalam pengembangan bermain itu mempunyai manfaat bagi anak-anak usia TK yaitu : Untuk Perkembangan Aspek Fisik, Untuk Perkembangan Aspek Motorik Kasar Dan Motorik Halus, Untuk Perkembangan Aspek Sosial, Untuk Perkembangan Aspek Emosi Atau Kepribadian.
Untuk Perkembangan Aspek Kognisi, Untuk Mengasah Ketajaman Penginderaan, Untuk Mengembangkan Keterampilan Olahraga dan Menari, Bermanfaat untuk Guru
Sebagai Media Terapi, Sebagai Media Intervensi





B.                SARAN
Pengembangan fisik motorik perlu didapatkan oleh setiap anak setiap harinya baik itu dalam pendidikan formal maupun non formal guna anak guna mendapatkan perkembangan anak dari segala segi aspek selain itu juga bermanfaat dalam  pembentukan karakternya yang berguna bagi negara dan lingkungannya. Tentunya Pengembangan fisik motorik anak haruslah dilakukan dengan bermain sambil belajar. Dengan mengembangkan fisik motorik diharapkan anak bisa menjalankan kegiatan yang baik sesuai kaidah dan tidak terpengaruh kegiatan-kegiatan yang negatif.
Penulis menyadari sepenuhnya atas segala kekurangan pada makalah ini dan penulis dengan senang hati dan akan menerima saran serta kritik demi kesempurnaan makalah ini. Atas segala saran dan bantuan, penulis sampaikan terima kasih

1 komentar:

  1. Ternyata Proses motorik gerak sangat dibutuhkan oleh anak-anak untuk peningkatan aktifitasnya. Terima kasih atas tulisannya, sangat membantu :D

    BalasHapus