Jumat, 22 Januari 2016

MAKALAH “PENTINGNYA PERAN GIZI DALAM PEMBENTUKAN PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN FISIK OTAK ANAK”

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Anak usia dini merupakan individu yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Usia ini merupakan pondasi untuk usia-usia selanjutnya. Selain itu pada usia ini dikenal dengan golden age yaitu sebuah kondisi pada saat anak mengalami perkembangan fisik dan psikis yang sangat pesat. Adapun dalam hal ini perkembangan yang sangat pesat tersebut, sangat dipengaruhi oleh kesehatan dari fisik dan psikis anak. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang anak tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak merasa sakit, semua organ tubuh dalam keadaan normal dan berfungsi dengan normal. Begitupun dengan kesehatan psikis terwujud apabila seseorang anak merasa mentalnya dalam keadaan stabil sehingga mampu berfikir sehat dan mampu mengekspresikan emosi secara baik. Ketika kesehatan fisik anak terganggu, maka dalam melakukan tindakan-tindakan lainnya pun akan terganggu bahkan dalam ksehatan psikisnya pun akan mengalami gangguan, begitupun sebaliknya. Jelas ini akan mempengaruhi pada proses pertumbuhan serta perkembangannya.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan tidak sedikit anak usia dini yang mengalami masalah dalam kesehatannya, artinya suatu keadaan terganggunya fisik dan psikis anak. Gangguan fisik yang biasa muncul pada anak usia dini contohnya diare, demam, malnutrisi, kejang, cacingan, flu, dan lain sebagainya. Sedangkan gangguan psikis yang biasanya muncul pada anak usia dini adalah stress, tantrum, depresi. Berdasarkan uraian di atas, agar kesehatan fisik dan psikis anak tetap sehat, maka perlunya upaya untuk memelihara kesehatan anak usia dini. Adapun untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan pemeliharaan kesehatan pada anak usia dini, maka perlu kiranya penyusun menyusun sebuah makalah yang berjudul “Pentingnya Peran Gizi Dalam Pembentukan Perkembangan Intelektual dan Fisik Otak Anak”.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1.       Mengapa gizi dan nutrisi untuk anak usia dini dianggap penting?
2.      Bagaimana peran pentingnya gizi dan nutrisi dengan kesehatan fisik pada anak usia dini?
3.     Berapakah kalori yang dibutuhkan oleh anak usia dini?

1.3.Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka terdapat beberapa tujuan antara lain :
1.                  Mengetahui seberapa pentingnya gizi dan nutrisi dibutuhkan oleh anak usia dini.
2.                  Mengetahui peran pentingnya gizi dan nutrisi dengan kesehatan fisik pada anak usia dini.
3.                  Mengetahui jumlah kalori yang dibutuhkan oleh anak usia dini.





























BAB II
PEMBAHASAN

2.1.   Pentingnya Gizi Dan Nutrisi Dibutuhkan Oleh Anak Usia Dini
Menurut Arief Novrianto,  (2015), Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia untuk pertumbuhan dan  perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel.
Menurut Anonim (2014), Kata gizi adalah berasal dari dialek bahasa Mesir yang berarti "makanan". Gizi merupakan terjemahan dari kata "nutrition" yang dapat diterjemahkan menjadi "nutrisi". Gizi dapat diartikan sebagai sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupan. Namun, sebenarnya gizi meliputi pengertian yang luas, tak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbakan agar tubuh tetap sehat. Zat gizi atau nutrient adalah elemen yang ada dalam makanan yang dapat dimanfaatkan secara langsung dalam tubuh seperti karbohidrat, proteinlemak, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi merupakan substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh. Zat gizi dapat dibagi menjadi zat gizi organik dan zat gizi anorganik. Zat gizi organik terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Sedangkan zat gizi anorganik terdiri dari mineral dan air. Selain itu, zat gizi dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya, berdasarkan fungsinya, dan berdasarkan jumlahnya.
Zat gizi berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua, yaitu:
  • Nabati: Sumber zat gizi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
  • Hewani: Sumber zat gizi yang berasal dari hewan.
Zat gizi berdasarkan fungsinya bagi tubuh dapat kita kategorikan menjadi:
  • Sumber tenaga bagi tumbuh: Zat gizi yang tergolong sumber tenaga adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
  • Pembangun dan penjaga tubuh: Zat gizi yang berfungsi sebagai pembangun dan penjaga tumbuh adalah protein, lemak, mineral, dan vitamin.
  • Pengatur proses kerja di dalam tubuh: Zat gizi yang diperlukan untuk mengatur proses metabolisme di dalam tubuh adalah protein, mineral, vitamin, dan air.
Zat gizi berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh terbagi menjadi dua yaitu:
  • Zat gizi makro: zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram yang di butuhkan oleh tubuh. Zat gizi makro yang dibutuhkan oleh tubuh adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
  • Zat gizi mikro: Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit. Zat gizi yang termasuk dalam kelompok zat gizi mikro adalah mineral dan vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan mg untuk sebagian besar mineral dan vitamin.

  Fungsi Gizi Bagi Kesehatan
Beberapa fungsi dari gizi yang berperan dalam kesehatan tubuh makhluh hidup adalah :
a.       Untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan atau perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak,
b.      Untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari,
c.       Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain,
d.       Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (protein).

Menurut  UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 menyatakan bahwa yang dimaksud pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dari  pengertian  diatas dapat mengambil inti sari bahwasannya dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak yaitu sebagai tugas seorang pendidik AUD, dalam arti lain dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak juga berhubungan dengan pendidik mampu memelihara kesehatan anak usia dini.
Menurut UUD No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 pengertian anak usia dini adalah anak sejak lahir sampai dengan enam tahun.


Menurut Moehji (1982), Status gizi merupakan ekpresi dari keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh zat-zat gizi tertentu. Status Gizi dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
a.    Penyebab langsung
Penyebab ini bersumber dari makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita oleh anak. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti kurang bahkan lemah dan pada akhirnya mempengaruhi status gizinya.
b.   Penyebab tidak langsung, terdiri dari :
1)         Ketahanan pangan di keluarga, ini terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan dan daya beli keluarga, serta yang paling utamanya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
2)        Pola asuh anak, berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal keterdekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya. Kesemuanya berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan (fisik dan mental), status gizi, pendidikan umum, pengetahuan tentang pengasuhan yang baik, peran dalam keluarga atau di masyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan keluarga dan masyarakat.
3)        Keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan yang baik seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, penimbangan anak, pendidikan kesehatan dan gizi, serta sarana kesehatan yang baik seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit dan lain-lain. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, maka makin kecil risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi.

Menurut Supariasa (2002), dalam menentukan status gizi harus ada reference atau ukuran baku dan pada setiap ukuran terdapat ciri-ciri tertentu. Pada status gizi dibagi menjadi empat yaitu :
a.    Gizi Lebih/ Over Weight.
Ciri-cirinya:
1)      Kegemukan atau obesitas,
2)      Berat badan lebih dari umurnya,
3)      Nafsu makan tinggi,
4)      Tidak terlalu bebas bergerak aktif.
b.   Gizi Baik/ Well Nourished.
Ciri-cirinya:
1)      Bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi
2)      Postur tubuh tegap dan otot padat
3)      Rambut berkilau dan kuat
4)      Kuku dan kulit bersih, tidak pucat, tidak bersisik, dan tidak kering
5)      Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar
6)      Gigi bersih dan gusi merah muda
7)      Nafsu makan baik dan BAB teratur
8)      Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umurnya
9)      Penuh perhatian dan bereaksi aktif
10)  Tidur nyenyak

c.    Gizi kurang untuk under weight .
Ciri-cirinya:
1)      Kurus (berat badan tidak dibawah rata-rata pada usia seharusnya),
2)      Sulit mengalami kenaikan berat badan selama 3 bulan berturut-turut,
3)      Mudah terkena penyakit (diare, demam dll),
4)      Mata yang cekung,
5)      Rambut  tipis,
6)      Tubuh mengalami pembengkakan terutama pada kaki dan punggung sementara ototnya mengalami pengecilan,
7)      Wajah tampak keriput dan mata sayu,

d.   Gizi buruk, termasuk marasmus, kwasiorkor dan marasmus-kwasiorkor.
Ciri-cirinya (Marasmus):
1)      Badannya kurus,
2)      Wajahnya yang berubah menjadi tua disebabkan karena daging daerah wajah yang menyusut,
3)      Cenderung rewel dan mudah menangis,
4)      Kulit menjadi keriput, karena lapisan lemak yang semakin terkikis,
5)      Jaringan lemak berkurang,
6)      Perut anak menjadi buncit dan terlihat tulang iga yang memprihatinkan,
7)      Sering mengalami penyakit infeksi,
8)      Mengalami diare yang akut.

Ciri-cirinya (Kwasiorkor):
1)      Tubuh membengkak, terutama didaerah kaki dan wajah
2)      Pandangan mata berubah menjadi sayu
3)      Rambut berubah menjadi kemerahan, mudah rontok tnpa menimbulkan rasa sakit pada anak
4)      Anak cenderung rewel dan bersikap apatis
5)      Hati mereka membesar
6)      Otot mengecil
7)      Pada kulitnya terdapat bercak merah yang berubah menjadi hitam lalu mengelupas
8)      Menderita anemia dan diare
9)      Sering menderita penyakit infeksi

Ciri-ciri dari gizi buruk marasmus-kwasiorkor adalah perpaduan dari ciri-ciri diatas bahkan mungkin lebih buruk lagi. Upaya orang tua atau guru harus memberi contoh dengan mengajak makan yang sehat bersama keluarga, pembiasaan tidak jajan sembarangan. Memperkenalkan makanan yang baik dikonsumsi atau tidak baik secara bertahap, terus mencoba makanan yang baru yang bergizi dan membiasakan makan teratur sejak dini serta berikan suasana yang nyaman ketika makan untuk meningkatkan selera makan anak.
Memastikan anak cukup makan untuk memenuhi kebutuhan gizinya serta perhatikan pula ukuran makanan agar disesuaikan dengan gigi geligi anak yang masih tumbuh (potongan kecil atau finger food), porsi kecil tapi sering. Dalam pemilihan bahan makanan, snack atau makanan camilan  harus yang bergizi untuk memberi kecukupan energi dalam aktivitas fisik anak seperti bermain bersama teman, berlari, main sepeda roda tiga.
Anak usia dini merupakan masa dimana anak akan mengeksplor dan menggali segala kemampuannya terutama dengan kegiatan yang melibatkan fisik motoriknya. Telah dijelaskan bahwa karakteristik anak adalah aktif, tidak mau diam, penjelajah tanguh, memiliki keingintahuan yang besar, dan lain sebagainya. Menurut Soegeng Santoso dan Anne Lies Ranti (1995), “anak sehat biasanya akan mampu belajar dengan baik. ia banyak berkomunikasi dengan teman-temannya, saudara, orangtua dan orang lain di lingkungannya. anak yang banyak bergaul, ia akan banyak pengetahuan dan pengalaman. anak tidak akan puas atas sesuatu yang kurang dipahami dan ingin mendapat contoh”.
Ketika anak sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat ini, sebagai orangtua dan guru hendaknya selalu memperhatikan kesehatan dan gizi anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Anak yang sehat akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang wajar sesuai dengan usianya yaitu sesuai dengan standar fisik yang dimiliki oleh anak seusianya, juga memiliki kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan standar anak seusianya. Dalam hal ini pemeliharaan kesehatan sangat diperlukan untuk pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemeliharaan kesehatan ini tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan anak.
Intensitas dalam pemeliharaan dalam pelayanan kesehatan anak akan lebih tinggi dari orang dewasa, tentu ini dikarenakan anak usia dini belum mandiri dan masih membutuhkan bantuan dari orang lain. Pada anak usia dini juga, harus dibiasakan dan dilatih untuk mandiri dalam menjaga kesehatan pribadi dengan kegiatan sehari-hari yang mudah dilakukan oleh anak, seperti memotong kuku, menggosok gigi, melatih untuk mandi sendiri. Namun dalam hal ini pengawasan dari orangtua dan guru masih sangat diperlukan untuk membenarkan dan juga menghindari kesalahan yang mungkin dilakukan oleh anak.
Secara umum, pemeliharaan kesehatan pada anak usia dini bertujuan agar tidak terjadi penyakit yang dapat mengganggu belajar serta kecerdasan anak. Selain itu cara pemeliharaan kesehatan ini bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri anak serta lingkungannya, menjaga jenis makanan yang dikonsumsi, imunisasi tepat waktu, pembiasaan perawatan diri yang baik, pembiasaan mengatur pola hidup anak yang baik dan lain sebagainya.
Dalam hal ini perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat diawali dari pemberian makanan yang sehat dan menjaga kebersihan. Mendidik anak sejak usia dini untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat akan memberikan manfaat bagi kesehatan fisiknya, tentu saja ini harus didukung oleh orang-orang sekitarnya terutama keluarganya agar mencontohkan juga membimbing anak untuk hidup dengan sehat. Makanan yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi anak usia dini. Dalam pemberian makanan pada anak, usahakan makanan tersebut terlihat menarik agar anak tertarik untuk memakannya. Ini juga dapat bermanfaat ketika anak tidak menyukai suatu makanan, kita dapat memanipulasi makanan tersebut dengan masakan-masakan, bentuk serta warna yang menarik untuk anak sehinggga anak mau untuk memakannya. Tentu saja makanan yang disediakan harus baik dan sehat juga tidak membahayakan anak itu sendiri dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Tidak dipungkiri ketika pemeliharaan kesehatan anak usia dini buruk, maka berbagai penyakit dapat diperoleh anak usia dini. Setiap penyakit memiliki ciri, penyebab dan akibatnya masing-masing. Gejala penyakit-penyakit yang sering timbul pada anak usia dini hendaknya diketahui oleh orangtua dan guru agar dapat memantau perkembangan anak juga memberikan pelayanan yang tepat untuk anak. Guru di kelas perlu menjelaskan kepada anak mengenai berbagai hal dalam pemeliharaan kesehatan, yaitu pemeliharaan kesehatan lingkungan, mata, telinga, kulit, gigi, dan jasmani. Hidup dengan budaya sehat perlu ditanamkan sejak dini, sejak anak sudah mulai dapat menangkap dengan panca inderanya mengenai arti pentingnya memelihara dan menjaga kesehatan.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa gizi sangat dibutuhkan untuk anak usia dini selain untuk pencegahan dari berbagai macam penyakit, juga untuk pembiasaaan pada anak agar selalu hidup sehat. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada anak ini harus disesuaikan dengan perkembangan anak. Orangtua dan guru dapat menanamkan hidup sehat pada anak dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan dimulai dari hal yang kecil yang biasa dilakukan anak dikesehariannya, pemberian asupan makan bergizi yang sesuai dengan kebutuhan anak, juga pemberian imunisasi serta pemeriksaan kesehatan yang rutin bagi anak usia dini. 

2.2.      Peran Pentingnya Gizi Dan Nutrisi Dengan Kesehatan Fisik Pada Anak Usia Dini
Kebutuhan gizi menjadi sangat penting terutama bagi perkembangan atau pertumbuhan anak. Menurut dokter Briliantono M Soewarno, status Gizi anak dikatakan normal bisa diukur dari perkembangan tinggi badannya. Gizi seimbang menjadi kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Bukan hanya untuk orang dewasa namun juga bagi pertumbuhan anak-anak. Mereka semua membutuhkan tersedianya gizi seimbang dan memadai baik itu protein, karbohidrat, maupun lemak.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 165) Masa kanak-kanak merupakan fase pertumbuhan, dan untuk menunjang kondisi tersebut perludiperhatikan asupan makanan untuk menunjang kondisi tersebut dengan memperhatikan berbagai hal antara lain :
1)         cukup kalori.
2)         cukup lauk nabati (tahu,tempe) maupun hewani (daging, ikan,dan telur)
3)         Tersedia sayuran hijau.
4)         Sayuran dimasak dengan minyak (tumis) yang akan mempermudah penyerapan vitamin A, D, E, dan K.
5)         Komposisi sumber makanan protein adalah hewani dibanding nabati adalah 1:1, sedangkan protein hewani sebaiknya 5 gram/hari berasal dari hewan dan 10 gram/hari berupa ikan.
6)         Apabila anak sulit mengkonsumsi susu, dapat diganti produk olahan susu seperti keju, es krim dll.

            Menurut Djoko Pekik Irianto (2006) ada 6 jenis zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, yaitu :
a.         Karbohidrat adalah satu atau beberapa senyawa kimia termasuk gula, pati, dan serat yang mengandung atom C, H dan O dengan rumus kimia Cn(H2O)n. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, kalau yang didapat belum 80% berasal dari karbohidrat.
b.         Lemak adalah garam yang terjadi dari pernyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin.
c.         Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atau atom-atom C, H, O dan N. Protein berasal dari kata proteos yang berarti menduduki tempat pertama.
d.         Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik seperti: pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan reproduksi.
Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari mengkonsumsi bahan makanan.
e.         Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya untuk memelihara keteraturan metabolisme.
f.         Air merupakan komponen terbesar dari struktur tubuh manusia kurang lebih 60-70% berat badan orang dewasa berupa air, sehingga air sangat diperlukan oleh tubuh terutama bagi yang melakukan olahraga atau aktivitas berat. Serat makanan termasuk karbohidrat komplek yang tak dapat dicerna, berperan untuk memelihara fungsi normal saluran cerna.
Dari keenam unsur gizi, tubuh akan memperoleh sumber energi untuk bermain, belajar, bekerja, serta sumber pembangunan untuk pertumbuhan yang normal, juga zat pengatur demi kelancaran proses proses didalam tubuh dan kesehatan yang baik.
Sumber Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh diperoleh dari :
a).        Karbohidrat terutama terdapat pada tumbuh-tumbuhan, seperti beras, jagung, kentang, gandum dan ubi ubian
b).        Lemak banyak terdapat dalam lauk pauk (daging berlemak) dan minyak (minyak goreng).
c).        Protein terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen,oksigen, dan nitrogen, selain itu unsur sulfur dan fosfor juga ada. Semua unsur tersebut diperoleh melalui tumbuh-tumbuhan (protein, nabati) seperti kacang-kacangan terutama kedelai dan kacang hijau serta hasil olahannya (tempe dan tahu), dan melalui hewan (protein hewani),seperti daging, susu, telur, ikan.Lauk pauk juga tidak ketinggalan karena lauk pauk merupakan sumber protein, yaitu bisa berupa protein hewani (telur, ikan, udang, dan sejenisnya,ayam, daging, susu, dan hasil olahan susu dan protein nabati(kacang-kacangan, tempe, dan tahu).
d).       Vitamin bersumber dari sayur mayur dan buah-buahan, dan lain sebagainya.
e).        Mineral dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangun dan zat pelindung. Banyak terdapat dalam lauk pauk atau sayuran, misalnya Fe(zat besi) terdapat dalam bayam, kangkung, dan katuk, telur dan sayuran hijau lainnya.
f).        Air

KEBUTUHAN GIZI UNTUK PERTUMBUHAN ANAK AGAR SEHAT     Pemenuhan gizi secara lengkap ,tepat dan seimbang akan saling memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan seperti terhadap tulang, penglihatan dan daya tahan tubuh bahkan otak sebagai organ kecerdasan.
Semua tu mendukung kapasitas anak sehingga memilki kemampuan yang optimal di kemudian hari papar Prof.Ir.H.Hardinsyah, MS, Guru besar departemen gizi masyarakat fakultas ekologi manusia. IPB (FEMA IPB).
Hardiansyah menegaskan bahwa semenjak dalam kandungan kapasitas dan karakter seseorang di kemudian hari ditentukan dari proses bagaimana di dibesarkan. Hal itu termasuk kualitas gizi dan stimulasi yang di dapatkan bahkan sejak a dalam kandungan. Gizi yang baik akan mendukung proses pertumbuhan janin . sejak hamil pertumbuhan sel otak pada janin sudah harus dimaksimalkan ,oleh sebab itu calon ibu perlu menyiapkan gizi yang tepat sejak awal masa kehamilan.
Penting diketahui cikal bakal otak sudah terbentuk pada minggu ketiga kehamilan berupa lempeng saraf. Kemudian pada minggu ke empat berubah menjadi tabung saraf lalu pada minggu kelima kehamilan mulai terbentuk otak besar ,batang otak,otak kecil dan medula spinalis. Kemudian setelah lahir kedunia periode yang penting untuk di perhatikan dalam pertumbuhan otak adalah usia 0-2 tahun. Karena wakut tersebut merupakan periode emas terjadinya perkembangan saraf otak tercepat khususnya mielinisasi.
Perkembangan otak terus berlanjut hingga anak berusia 5 tahun meski tak secepat sebelumnya. Saat periode inilah masa puncak dari perkembangan otak anak yang akan menjadi pondasi bagi perkembangan otak selanjutnya.
Faktor yng paling penting untuk pembentukan sel-sel otak pada masa periode emas adalah gizi. Adapun beberapa gizi yang berperan adalah glukosa,vitamin,mineral ,asam linolenat,asam amino esensia ldan kolin. Disamping itu hal lain yang tak kalah penting dalam pemenuhan gizi anak adalah asupan zat gizi makro dan mikro dari beragam makanan. Untuk memenuhi kebutuhan gizi orang tua perlu memperhatikan asupan sumber makana yang seimbang dan bervariasi. Karena itu penuhilah kebutuhan gizi anak dengan menu yang mengandung karbohidrat ,lemak,protein ,vitamin dan mineral yang sesuai kebutuhan anak sebagai contoh kharbohidrat bisa berasal dari nasi dan kentang ,protein dari ayam,ikan,daging sapi,lemak dari ikan,daging ayam,telur dan susu,vitamin dari buah-buahan,mineral dari sayur-sayuran dan susu.tentunya harus seimbang setiap harinya.

HUBUNGAN GIZI DENGAN KESEHATAN DAN KECERDASAN ANAK
Pertumbuhan anak umur antara satu tahun sampai pra-remaja sering disebut sebagai masa laten atau tenang. Walaupun pada masa ini pertumbuhan fisiknya lambat, tetapi merupakan masa untuk perkembangan sosial, kognitif, dan emosional. Anak usia sekolah mempunyai aktivitas yang lebih banyak sehingga membutuhkan energi yang lebih banyak pula. Di samping itu, sistem penyimpanan glikogen di otot pada anak sangat sedikit, mengakibatkan terbatasnya persediaan asam amino untuk glikoneogenesis. Hal ini dapat berdampak pada keadaan anak yang menjadi tidak bersemangat, lemah, dan lesu (Soetjiningsih, 2002).
Anak membutuhkan nutrisi lebih banyak untuk pertumbuhan tulang,gigi, otot, dan darah. Ditambah lagi dengan berbagai masalah yang menyertai pertumbuhannya, seperti anak mulai memilih-milih makanan sesuai keinginannya, atau pengaruh teman dan iklan di media massa.Anak memiliki risiko malnutrisi apabila kebutuhan nutrisi yang menunjang proses tumbuh kembangnya tidak tercukupi dengan baik.
Pengaruh makanan terhadap perkembangan otak, apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. Jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan organisasi biokimia (neurotransmitter) dalam otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak (Pamularsih, 2009).
Menurut Soekirman (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi terdiri dari penyebab langsung dan tidak langsung.
1)                 Penyebab langsung, yaitu:
a)         Asupan makanan
b)         Penyakit infeksi yang mungkin diderita.
Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan cukup baik tetapi sering diserang diare atau demam akhirnya dapat menderita kurang gizi. Sebaliknya, anak yang mendapat makanan tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya dapat melemah. Dalam keadaaan demikian mudah terserang infeksi, kurang nafsu makan, dan akhirnya berakibat kurang gizi.

2)                  Penyebab tidak langsung, yaitu:
a)         Ketahanan pangan keluarga, yaitu kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutu gizinya. Ketahanan pangan keluarga mencakup ketersediaan pangan baik dari hasil produksi
sendiri maupun dari sumber lain atau pasar, harga pangan dan daya beli keluarga serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
b).        Pola pengasuhan anak, meliputi sikap dan perilaku ibu atau pengaruh lain dalam hal kedekatannya dengan anak,makan, merawat, menjaga kebersihan, memberi kasih sayang, dan sebagainya.
c) Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan, yaitu akses dan keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan yang baik seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalin
an, penimbangan anak, pendidikan kesehatan dan gizi serta sarana kesehatan yang baik. Semakin baik ketersediaan air bersih yang cukup untuk keluarga serta semakin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah peningkatan pemahaman ibu tentang kesehatan, semakin kecil risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi.


KEBUTUHAN ENERGI UNTUK ANAK PRA-SEKOLAH
1.             KALORI
Kalori merupakan satuan panas dalam proses metabolisme dan dipakai untuk menyatakan besarnya energi yang terkandung dalam bahan makanan. Sewaktu laju pertumbuhan menurun pada masa pra-sekolahkebutuhan kalori per kg tidak setinggi pada waktu masa bayi dan nafsu makannya jua menurun. Kebutuhan kalori anak pra-sekolah adalah 80 kkal/kg BB/hari.




2.         PROTEIN
Keperluan protein untuk anak pra-sekolah adalah 1,5 g/kg BB/hari.
Sumber makanan dari : telur, ayam, bebek, daging, jeroan, ikan, ikan laut, ikan air tawar, udang, susu, keju, sereal, kacang-kacangan, kacang tanah, kacang kedelai, tahu, tempe, jagung, beras, gandum.
3.      KARBOHIDRAT
Kebutuhan makanan yang berimbang 50% berasal dari karbohidrat. Sumber makanannya:susu, tepung, ubi, singkong, sagu, sereal, beras,jagung, gandum, buah, jajanan, sirup, kue, sayur.
4.      LEMAK
Kebutuhan makanan yang berimbang 35% berasal dari lemak.                                                                       Sumber makanannya : susu, keju, kuning telur, mentega, margarin, minyak nabati, kacang tanah, daging, jeroan, otak, ikan.
5.         CAIRAN
Keperluan anak berkisar antara 100-125 ml/kg BB/hari atau sebanyak 1150-1800 ml/hari.
6.      VITAMIN A ATAU RETINOL
Kebutuhan vitamin A anak adalah 800ng RE/hari. Sumber makanan : hati, minyak ikan, susu, produk kemasan susu, ikan air tawar, kuning telur, mentega, sayur dan buah berwarna hijau, kuning dan merah.
7.      TIAMIN
Kebutuhan tiamin anak adalah 0,5-0,6 mg/hari. Sumber makanan : hati, daging, susu, kuning telur, sereal, beras,setengah giling, gandum, kacang-kacangan dan sayuran.
8.      RIBOFLAVIN
Kebutuhan riboflavin anak adalah 0,8 mg/hari. Sumber makanan : susu, keji, hati, jeroan, daging, telur, ikan, sayur berdaun hijau.
9.      NIASIN
Kebutuhan niasin anak balita adalah 13 mg/hari. Sumber makanan: daging, ikan, ayam, hati, sereal, sayuran berwarna hijau dan kacang tanah.

Cara Menyusun Menu Seimbang Untuk Anak Prasekolah
Anak usia pra-sekolah masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, untuk itu berikan nutrisi yang sehat dan seimbang serta harus ditunjang dengan rangsangan lebih baik. Apabila kegemukan, jangan berikan diet yang ketat, namun jika asupan gizi kurang, buatlah suasana makan menjadi menyenangkan.

Tabel I. Makanan panduan untuk anak pra sekolah
Kelompok makanan
Disarankan porsi harian
Disarankan melayani ukuran
Sayur-sayuran berdaun hijau gelap, kuning, kacang kering dan kacang polong, dan sayuran-sayuran lainnya
3-5 porsi
Sertakan semua jenis secara teratur. Sering sajikan sayuran hijau tua. Sajikan kacang kering dan kacang polong yang dimasak dalam beberapa kali seminggu
¼ cangkir sayuran yang dimasak
¼ cangkir sayuran mentah cincang
½ cangkir sayuran mentah berdaun seperti seperti daun selada atau bayem
Buah-buahan
Sertakan buah-buahan atau jus pada mereka secara teratur
2-4 porsi
½ buah utuh seperti pisang, apel, jeruk atau irisan melon
½ cangkir jus
¼ cangkir dimasak atau buah kalengan
¼ cangkir kismis
Sereal, nasi dan pasta
6-11 porsi
Termasuk beberapa porsi produk gandum harian
½ potong roti
½ roll, biskuit atau muffin
4 kerupuk, biskuit asin
¼ cangkir dimasak sereal, nasi atau pasta
1/3 cangkir siap untuk makan sereal kering
¼ dari camgkir untuk dimasal sereal panas
Susu, yogurt dan keju
4 porsi
½ cangkir susu atau yogurt
¾ ons keju alami
½ ons keju diproses
Daging unggas, ikan, kacang kering dan kacang polong, telur dan kacang-kacangan
3-5 porsi
1 ons daging dimasak
Unggas atau ikan
½ telur
½ cangkir kacang masak
2 sendok makan selai kacang





Asupan zat gizi yang dibutuhkan anak usia TK menurut Rizqie Auliana (2011) :
Bahan makanan atau penukar
Jml Porsi (p)
Pagi
Selingan Pagi
Siang
Selingan Sore
Sore
Nasi
3
1

1

1
Sayur
2
¾

¾

½
Buah
2 ½

½

2

Tempe
2


1

1
Daging
3
1

1

1
Minyak
2
½

¾

¾
Gula
2

1

1

Susu
1



1

Total Sehari
1400
293,75
75
381,25
275
375








Patokan porsi yang digunakan:
1. Nasi 1 porsi= 3/4 gls=100 g=175 kal
2. Sayur 1 porsi= 1 gls=100 g=25 kal
3. Buah 1 porsi=1-2 bh=50-190 g=50 kal
4. Tempe 1 porsi= 2 ptg sdg=50 g=75 kal
5. Daging 1 porsi= 1 ptg sdg= 35 g=75 kal
6. Minyak 1 porsi= 1 sdt=5 g=50 kal
7. Gula 1 porsi= 1 sdm=13 g=50 kal
8. Susu bubuk (tanpa lemak) 1 porsi=4 sdm=20 g=75 kal

 Usia 1-6 tahun.
Nutrisi yang tepat untuk anak 1-6 tahun adalah yang bisa mengoptimalkan kemampuan motorik, konsentrasi dan perkembangan fisiknya misalnya membantu tulang dan gigi.

Menurut Almatsier (2001), kesehatan seringkali identik dengan keadaan tubuh atau fisik, namun demikian bahwa pada dasarnya kesehatan tidak hanya melingkupi fisik saja. Hal ini sesuai dengan Undang-undang kesehatan No. 23 Tahun 1992 menyatakan bahwa “kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keadaan sehat pada seseorang itu tidak hanya melingkupi fisik atau badan saja tetapi juga keadaan jiwa atau psikis juga ikut menentukan kualitas kesehatan. Baik kesehatan yang dimaksud bersifat menyeluruh atau integral. Artinya, kesehatan antara yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi.
Adapun pada anak usia dini kesehatannya melingkupi kesehatan fisik dan psikis, yang keduanya merupakan komponen penyusun manusia yang saling mempengaruhi. Kesehatan fisik yaitu terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh. Sedangkan kesehatan psikis adalah terwujud apabila pikirannya sehat, emosional sehat dan spiritualnnya sehat.  Pertama, pikiran sehat tercermin dari cara berfikir seseorang yakni mampu berfikir logis atau berfikir secara runtut. Kedua, emosional yang sehat tercermin dari kemempuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya. Ketiga, spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang mampu mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap sang pencipta.
Lebih lanjut, kedua jenis kesehatan tersebut sangatlah berpengaruh antara satu dengan yang lainnya. Artinya kesehatan fisik sangat lah berpengaruh terhadap kesehatan psikis, begitupun juga sebaliknya. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa ketika anak sehat secara psikis maka akan menunjang terhadap kesehatan fisiknya, yang kemudian berpengaruh terhadap semangat dan kesiapan anak untuk beraktivitas.
Lain halnya ketika psikisnya terganggu maka seringkali menyebabkan fisiknya sakit, dalam hal ini dikenal dengan istilah  somatoform yaitu gangguan mental yang mempengaruhi fisik, tetapi pada dasarnya, fisiknya tidak mengalami gangguan apa-apa. Adapun contohnya adalah dengan seorang anak yang megalami gangguan psikis seperti trauma, stress, takut yang berlebihan seringkali menyebabkan anak memiliki perilaku menarik diri, nafsu makannya berkurang, bahkan cenderung takut untuk tidur. Dengan berbagai penyebab tersebut tentunya akan berdampak pada fisik anak yang lemas karena kekurangan nutrisi dan di sisi lain energinya terkuras karena munculnya berbagai pemikiran-pemikiran yang tidak sehat dan emosi yang tidak sehat. Lebih lanjut hal ini berdamapak munculnya penyakit-penyakit fisik seperti maag, tifus, dan lain-lain.
Selain itu juga, sehatnya fisik anak juga akan sangat berpengaruh terhadap psikis. Ketika keadaan fisiknya sehat dalam arti semua organnya normal dan berfungsi normal, maka menunjang terhadap pemikirannya yang sehat, mampu mengekspresikan emosinya secara positif dan bahkan mampu berekspresi secara spiritual. Contohnya, anak mampu konsentrasi dan semangat belajar.
Adapun ketika kondisi fisiknya terganggu seringkali menyebabkan sakitnya psikis anak atau yang dikenal dengan istilah psikomatik yaitu gangguan fisik yang mempengaruhi keadaan psikis. Contohnya adalah ketika anak sakit seperti diare, typus, atau pun gangguan fisik lainnya cenderung menyebabkan anak menjadi merasa lemas, tidak memiliki semangat untuk berpikir positif bahkan berdampak terhadap munculnya stress dan depresi karena penyakit yang dialami. Selain itu juga emosi anak seringkali tidak terkendali bahkan diekspresikan dengan tantrum.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa baik kesehatan fisik atau pun psikis merupakan komponen yang harus senantiasa diperhatikan, dijaga, dan dipelihara. Dengan demikian, anak akan tumbuh dan berkembang dengan optimal, baik secara fisik maupun psikis.
a.      Kurang Gizi/ Malnutrisi
Banyak anak kekurangan gizi karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan. Atau jika mereka hanya mendapatkan makanan yang kurang kandungan gizinya, misalnya makanan dengan banyak air dan serat di dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar, atau bubur jagung. Makanan jenis ini hanya membuat anak-anak menjadi kenyang dan tidak memenuhi kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada anak ditemukan kekurangan zat-zat gizi tertentu, seperti kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain. Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak, termasuk dalam kasus ringan seperti:
1)          Pertumbuhan lambat
2)          Perut bengkak
3)          Tubuh kurus
4)          Kehilangan nafsu makan
5)          Kehilangan energi
6)          Pucat (anemia)
7)          Luka di sudut-sudut mulut
8)          Sering pilek dan infeksi lainnya
9)          Rabun ayam

Dalam kasus lain yang lebih serius, yaitu:
1)          Berat badan tidak bertambah
2)          Pembengkakan kaki (kadang-kadang muka juga)
3)          Bintik hitam, 'memar', atau buka mengupas luka
4)          Rambut menipis atau bahkan rontok
5)          Kurangnya keinginan untuk tertawa atau bermain
6)          Luka dalam mulut
7)          Kecerdasan tidak berkembang
8)          'Mata kering' (xeroftalmia)
9)          Kebutaan


BAB III
PENUTUP

 3.1.     Kesimpulan
Dari uraian yang telah dibahas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa masa prasekolah adalah masa peralihan antara masa bayi dan masa anak sekolah.  Anak pada usia ini dalam menjalani tumbuh kembangnya membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara seimbang. Kebutuhan pada anak usia ini memerlukan kalori sebesar 50 kkal per kg berat badan. Anak-anak disetiap tahapan usia membutuhkan penanganan berbeda seiring dengan pertumbuhannya. Hal ini disebabkan oleh  pada setiap tahapan pertumbuhan, karakter anak  berbeda-beda. Sehingga, penyesuaian kebutuhan anak disetiap tahapan usia sangat penting untuk mencapai pertumbuhan optimal.

3.2.            Saran
Dari kesimpulan diatas, adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu sebagai berikut.
1.      Orang tua harus memberikan nutrisi yang cukup dan seimbang kepada anaknya ketika berusia 1-6 tahun.
2.      Orang tua harus mampu menyusun menu seimbang untuk anaknya.














1 komentar:

  1. Artikelnya bagus, enak untuk di baca dan tentunya mudah untuk di pahami. Dengan adanya artikel ini saya jadi terbantu, kebetulan saya lagi cari artikel yang seperti ini, tulisan ini bermanfaat bagi saya dan orang lain.Kunjungi juga gan Artikel Tentang kesehatan ini artikel saya.

    BalasHapus