BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Anak
usia dini merupakan individu yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Usia ini
merupakan pondasi untuk usia-usia selanjutnya. Selain itu pada usia ini dikenal
dengan golden age yaitu sebuah kondisi pada saat anak mengalami perkembangan
fisik dan psikis yang sangat pesat. Adapun dalam hal ini perkembangan yang
sangat pesat tersebut, sangat dipengaruhi oleh kesehatan dari fisik dan psikis
anak. Kesehatan fisik terwujud
apabila seseorang anak tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak merasa
sakit, semua organ tubuh dalam keadaan normal dan berfungsi dengan normal.
Begitupun dengan kesehatan psikis terwujud apabila seseorang anak merasa
mentalnya dalam keadaan stabil sehingga mampu berfikir sehat dan mampu mengekspresikan
emosi secara baik. Ketika kesehatan fisik anak terganggu, maka dalam melakukan
tindakan-tindakan lainnya pun akan terganggu bahkan dalam ksehatan psikisnya
pun akan mengalami gangguan, begitupun sebaliknya. Jelas ini akan mempengaruhi
pada proses pertumbuhan serta perkembangannya.
Pada
kenyataannya, dalam kehidupan tidak sedikit anak usia dini yang mengalami
masalah dalam kesehatannya, artinya suatu keadaan terganggunya fisik dan psikis
anak. Gangguan fisik yang biasa muncul pada anak usia dini contohnya diare,
demam, malnutrisi, kejang, cacingan, flu, dan lain sebagainya. Sedangkan
gangguan psikis yang biasanya muncul pada anak usia dini adalah stress,
tantrum, depresi. Berdasarkan
uraian di atas, agar kesehatan fisik dan psikis anak tetap sehat, maka perlunya
upaya untuk memelihara kesehatan anak usia dini. Adapun untuk mengetahui lebih
lanjut terkait dengan pemeliharaan kesehatan pada anak usia dini, maka perlu
kiranya penyusun menyusun sebuah makalah yang berjudul “Pentingnya Peran Gizi
Dalam Pembentukan Perkembangan Intelektual dan Fisik Otak Anak”.
1.2.Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Mengapa
gizi dan nutrisi untuk anak usia dini dianggap penting?
2. Bagaimana
peran pentingnya gizi dan nutrisi dengan kesehatan fisik pada anak usia dini?
3. Berapakah
kalori yang dibutuhkan oleh anak usia dini?
1.3.Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka terdapat beberapa tujuan antara lain :
1.
Mengetahui seberapa pentingnya gizi dan
nutrisi dibutuhkan oleh anak usia dini.
2.
Mengetahui peran pentingnya gizi dan
nutrisi dengan kesehatan fisik pada anak usia dini.
3.
Mengetahui jumlah kalori yang dibutuhkan
oleh anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pentingnya Gizi Dan Nutrisi
Dibutuhkan Oleh Anak Usia Dini
Menurut Arief
Novrianto, (2015), Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang
mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi
manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses
tubuh dan sebagai penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup.
Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel.
Menurut
Anonim (2014), Kata gizi adalah berasal dari dialek bahasa Mesir yang berarti
"makanan". Gizi merupakan terjemahan dari kata "nutrition" yang
dapat diterjemahkan menjadi "nutrisi". Gizi dapat diartikan sebagai
sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke
dalam tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupan. Namun, sebenarnya gizi
meliputi pengertian yang
luas, tak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan melainkan
juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbakan agar tubuh
tetap sehat. Zat gizi atau nutrient adalah
elemen yang ada dalam makanan yang dapat dimanfaatkan secara langsung dalam
tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,
dan air. Zat gizi merupakan substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan
untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh. Zat gizi dapat
dibagi menjadi zat gizi organik dan zat gizi anorganik. Zat gizi organik
terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Sedangkan zat gizi
anorganik terdiri dari mineral dan air. Selain itu, zat gizi dapat
dikelompokkan berdasarkan sumbernya, berdasarkan fungsinya, dan berdasarkan
jumlahnya.
Zat gizi berdasarkan sumbernya terbagi
menjadi dua, yaitu:
- Nabati: Sumber zat gizi yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan.
- Hewani: Sumber zat gizi yang
berasal dari hewan.
Zat gizi berdasarkan fungsinya bagi
tubuh dapat kita kategorikan menjadi:
- Sumber tenaga bagi tumbuh: Zat gizi yang
tergolong sumber tenaga adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
- Pembangun dan penjaga tubuh: Zat gizi yang
berfungsi sebagai pembangun dan penjaga tumbuh adalah protein, lemak,
mineral, dan vitamin.
- Pengatur proses kerja di dalam tubuh: Zat gizi
yang diperlukan untuk mengatur proses metabolisme di dalam tubuh adalah
protein, mineral, vitamin, dan air.
Zat gizi
berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh terbagi menjadi dua yaitu:
- Zat gizi makro: zat gizi makro adalah zat
gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram yang di
butuhkan oleh tubuh. Zat gizi makro yang dibutuhkan oleh tubuh adalah
karbohidrat, lemak, dan protein.
- Zat gizi mikro: Zat gizi mikro adalah zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit. Zat gizi
yang termasuk dalam kelompok zat gizi mikro adalah mineral dan vitamin.
Zat gizi mikro menggunakan satuan mg untuk sebagian besar mineral dan
vitamin.
Fungsi Gizi Bagi Kesehatan
Beberapa
fungsi dari gizi yang berperan dalam kesehatan tubuh makhluh hidup adalah :
a. Untuk
memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan atau perkembangan serta mengganti
jaringan tubuh yang rusak,
b. Untuk memperoleh
energi guna melakukan kegiatan sehari-hari,
c. Mengatur
metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh
yang lain,
d. Berperan
dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (protein).
Menurut
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 menyatakan
bahwa yang dimaksud pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Dari pengertian diatas dapat mengambil
inti sari bahwasannya dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani anak yaitu sebagai tugas seorang pendidik AUD, dalam arti lain dalam
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak juga berhubungan dengan pendidik
mampu memelihara kesehatan anak usia dini.
Menurut
UUD No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 pengertian
anak usia dini adalah anak sejak lahir sampai dengan enam tahun.
Menurut
Moehji (1982), Status gizi merupakan ekpresi dari keadaan tubuh yang
dipengaruhi oleh zat-zat gizi tertentu. Status Gizi dapat dipengaruhi beberapa
faktor yaitu:
a.
Penyebab langsung
Penyebab
ini bersumber dari makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita oleh
anak. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang
penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga
sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti
kurang bahkan lemah dan pada akhirnya mempengaruhi status gizinya.
b. Penyebab
tidak langsung, terdiri dari :
1) Ketahanan
pangan di keluarga, ini terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan dan
daya beli keluarga, serta yang paling utamanya pengetahuan tentang gizi dan
kesehatan.
2) Pola asuh anak, berupa sikap dan
perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal keterdekatannya dengan anak,
memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya.
Kesemuanya berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan (fisik dan
mental), status gizi, pendidikan umum, pengetahuan tentang pengasuhan yang
baik, peran dalam keluarga atau di masyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari,
adat kebiasaan keluarga dan masyarakat.
3) Keterjangkauan anak dan keluarga
terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan yang baik seperti imunisasi,
pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, penimbangan anak, pendidikan
kesehatan dan gizi, serta sarana kesehatan yang baik seperti posyandu,
puskesmas, rumah sakit dan lain-lain. Makin tersedia air bersih yang cukup
untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan
sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, maka makin
kecil risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi.
Menurut
Supariasa
(2002), dalam menentukan status gizi harus ada reference atau ukuran baku dan
pada setiap ukuran terdapat ciri-ciri tertentu. Pada status gizi dibagi menjadi
empat yaitu :
a.
Gizi Lebih/ Over Weight.
Ciri-cirinya:
1) Kegemukan atau obesitas,
2) Berat badan lebih dari umurnya,
3) Nafsu makan tinggi,
4) Tidak terlalu bebas bergerak aktif.
b. Gizi
Baik/ Well Nourished.
Ciri-cirinya:
1) Bertambah umur, bertambah berat, bertambah
tinggi
2) Postur tubuh tegap dan otot padat
3) Rambut berkilau dan kuat
4) Kuku dan kulit bersih, tidak pucat,
tidak bersisik, dan tidak kering
5) Wajah ceria, mata bening, dan bibir
segar
6) Gigi bersih dan gusi merah muda
7) Nafsu makan baik dan BAB teratur
8) Bergerak aktif dan berbicara lancar
sesuai umurnya
9) Penuh perhatian dan bereaksi aktif
10) Tidur nyenyak
c.
Gizi kurang untuk under weight .
Ciri-cirinya:
1) Kurus (berat badan tidak dibawah rata-rata
pada usia seharusnya),
2) Sulit mengalami kenaikan berat badan
selama 3 bulan berturut-turut,
3) Mudah terkena penyakit (diare, demam
dll),
4) Mata yang cekung,
5) Rambut tipis,
6) Tubuh mengalami pembengkakan terutama
pada kaki dan punggung sementara ototnya mengalami pengecilan,
7) Wajah tampak keriput dan mata sayu,
d. Gizi
buruk, termasuk marasmus, kwasiorkor dan marasmus-kwasiorkor.
Ciri-cirinya
(Marasmus):
1) Badannya kurus,
2) Wajahnya yang berubah menjadi tua
disebabkan karena daging daerah wajah yang menyusut,
3) Cenderung rewel dan mudah menangis,
4) Kulit menjadi keriput, karena lapisan
lemak yang semakin terkikis,
5) Jaringan lemak berkurang,
6) Perut anak menjadi buncit dan terlihat
tulang iga yang memprihatinkan,
7) Sering mengalami penyakit infeksi,
8) Mengalami diare yang akut.
Ciri-cirinya (Kwasiorkor):
1) Tubuh membengkak, terutama didaerah
kaki dan wajah
2) Pandangan mata berubah menjadi sayu
3) Rambut berubah menjadi kemerahan,
mudah rontok tnpa menimbulkan rasa sakit pada anak
4) Anak cenderung rewel dan bersikap
apatis
5) Hati mereka membesar
6) Otot mengecil
7) Pada kulitnya terdapat bercak merah
yang berubah menjadi hitam lalu mengelupas
8) Menderita anemia dan diare
9) Sering menderita penyakit infeksi
Ciri-ciri
dari gizi buruk marasmus-kwasiorkor adalah perpaduan dari ciri-ciri diatas
bahkan mungkin lebih buruk lagi. Upaya
orang tua atau guru harus memberi contoh dengan mengajak makan yang sehat
bersama keluarga, pembiasaan tidak jajan sembarangan. Memperkenalkan makanan
yang baik dikonsumsi atau tidak baik secara bertahap, terus mencoba makanan
yang baru yang bergizi dan membiasakan makan teratur sejak dini serta berikan
suasana yang nyaman ketika makan untuk meningkatkan selera makan anak.
Memastikan
anak cukup makan untuk memenuhi kebutuhan gizinya serta perhatikan pula ukuran
makanan agar disesuaikan dengan gigi geligi anak yang masih tumbuh (potongan
kecil atau finger food), porsi kecil tapi sering. Dalam pemilihan bahan
makanan, snack atau makanan camilan harus yang bergizi untuk memberi
kecukupan energi dalam aktivitas fisik anak seperti bermain bersama teman,
berlari, main sepeda roda tiga.
Anak
usia dini merupakan masa dimana anak akan mengeksplor dan menggali segala
kemampuannya terutama dengan kegiatan yang melibatkan fisik motoriknya. Telah
dijelaskan bahwa karakteristik anak adalah aktif, tidak mau diam, penjelajah
tanguh, memiliki keingintahuan yang besar, dan lain sebagainya. Menurut Soegeng
Santoso dan Anne Lies Ranti (1995), “anak sehat biasanya akan mampu belajar
dengan baik. ia banyak berkomunikasi dengan teman-temannya, saudara, orangtua
dan orang lain di lingkungannya. anak yang banyak bergaul, ia akan banyak
pengetahuan dan pengalaman. anak tidak akan puas atas sesuatu yang kurang
dipahami dan ingin mendapat contoh”.
Ketika
anak sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat ini, sebagai
orangtua dan guru hendaknya selalu memperhatikan kesehatan dan gizi anak agar
anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Anak yang sehat akan
mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang wajar sesuai dengan usianya yaitu
sesuai dengan standar fisik yang dimiliki oleh anak seusianya, juga memiliki
kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan standar anak seusianya. Dalam hal ini
pemeliharaan kesehatan sangat diperlukan untuk pengoptimalan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pemeliharaan kesehatan ini tentunya harus disesuaikan dengan
perkembangan anak.
Intensitas
dalam pemeliharaan dalam pelayanan kesehatan anak akan lebih tinggi dari orang
dewasa, tentu ini dikarenakan anak usia dini belum mandiri dan masih
membutuhkan bantuan dari orang lain. Pada anak usia dini juga, harus dibiasakan
dan dilatih untuk mandiri dalam menjaga kesehatan pribadi dengan kegiatan
sehari-hari yang mudah dilakukan oleh anak, seperti memotong kuku, menggosok
gigi, melatih untuk mandi sendiri. Namun dalam hal ini pengawasan dari orangtua
dan guru masih sangat diperlukan untuk membenarkan dan juga menghindari
kesalahan yang mungkin dilakukan oleh anak.
Secara
umum, pemeliharaan kesehatan pada anak usia dini bertujuan agar tidak terjadi
penyakit yang dapat mengganggu belajar serta kecerdasan anak. Selain itu cara
pemeliharaan kesehatan ini bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri anak
serta lingkungannya, menjaga jenis makanan yang dikonsumsi, imunisasi tepat
waktu, pembiasaan perawatan diri yang baik, pembiasaan mengatur pola hidup anak
yang baik dan lain sebagainya.
Dalam
hal ini perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat diawali dari pemberian
makanan yang sehat dan menjaga kebersihan. Mendidik anak sejak usia dini untuk
menanamkan kebiasaan hidup sehat akan memberikan manfaat bagi kesehatan
fisiknya, tentu saja ini harus didukung oleh orang-orang sekitarnya terutama
keluarganya agar mencontohkan juga membimbing anak untuk hidup dengan sehat.
Makanan yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi anak usia
dini. Dalam pemberian makanan pada anak, usahakan makanan tersebut terlihat
menarik agar anak tertarik untuk memakannya. Ini juga dapat bermanfaat ketika
anak tidak menyukai suatu makanan, kita dapat memanipulasi makanan tersebut
dengan masakan-masakan, bentuk serta warna yang menarik untuk anak sehinggga
anak mau untuk memakannya. Tentu saja makanan yang disediakan harus baik dan
sehat juga tidak membahayakan anak itu sendiri dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
Tidak
dipungkiri ketika pemeliharaan kesehatan anak usia dini buruk, maka berbagai penyakit
dapat diperoleh anak usia dini. Setiap penyakit memiliki ciri, penyebab dan
akibatnya masing-masing. Gejala penyakit-penyakit yang sering timbul pada anak
usia dini hendaknya diketahui oleh orangtua dan guru agar dapat memantau
perkembangan anak juga memberikan pelayanan yang tepat untuk anak. Guru di
kelas perlu menjelaskan kepada anak mengenai berbagai hal dalam pemeliharaan
kesehatan, yaitu pemeliharaan kesehatan lingkungan, mata, telinga, kulit, gigi,
dan jasmani. Hidup dengan budaya sehat perlu ditanamkan sejak dini, sejak anak
sudah mulai dapat menangkap dengan panca inderanya mengenai arti pentingnya
memelihara dan menjaga kesehatan.
Jadi
dapat ditarik kesimpulan bahwa gizi sangat dibutuhkan untuk anak usia dini
selain untuk pencegahan dari berbagai macam penyakit, juga untuk pembiasaaan
pada anak agar selalu hidup sehat. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada
anak ini harus disesuaikan dengan perkembangan anak. Orangtua dan guru dapat
menanamkan hidup sehat pada anak dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan
dimulai dari hal yang kecil yang biasa dilakukan anak dikesehariannya,
pemberian asupan makan bergizi yang sesuai dengan kebutuhan anak, juga
pemberian imunisasi serta pemeriksaan kesehatan yang rutin bagi anak usia
dini.
2.2. Peran Pentingnya Gizi Dan Nutrisi Dengan
Kesehatan Fisik Pada Anak Usia Dini
Kebutuhan gizi menjadi sangat penting terutama
bagi perkembangan atau pertumbuhan anak. Menurut dokter Briliantono M Soewarno,
status Gizi anak dikatakan normal bisa diukur dari perkembangan tinggi
badannya. Gizi seimbang menjadi kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia.
Bukan hanya untuk orang dewasa namun juga bagi pertumbuhan anak-anak. Mereka
semua membutuhkan tersedianya gizi seimbang dan memadai baik itu protein,
karbohidrat, maupun lemak.
Menurut
Djoko Pekik Irianto (2006: 165) Masa kanak-kanak merupakan fase pertumbuhan,
dan untuk menunjang kondisi tersebut perludiperhatikan asupan makanan untuk
menunjang kondisi tersebut dengan memperhatikan berbagai hal antara lain :
1) cukup
kalori.
2) cukup
lauk nabati (tahu,tempe) maupun hewani (daging, ikan,dan telur)
3) Tersedia
sayuran hijau.
4) Sayuran
dimasak dengan minyak (tumis) yang akan mempermudah penyerapan vitamin A, D, E,
dan K.
5) Komposisi
sumber makanan protein adalah hewani dibanding nabati adalah 1:1, sedangkan
protein hewani sebaiknya 5 gram/hari berasal dari hewan dan 10 gram/hari berupa
ikan.
6) Apabila
anak sulit mengkonsumsi susu, dapat diganti produk olahan susu seperti keju, es
krim dll.
Menurut
Djoko Pekik Irianto (2006) ada 6 jenis zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh,
yaitu :
a. Karbohidrat
adalah satu atau beberapa senyawa kimia termasuk gula, pati, dan serat yang
mengandung atom C, H dan O dengan rumus kimia Cn(H2O)n. Karbohidrat merupakan
sumber energi utama bagi tubuh manusia, kalau yang didapat belum 80% berasal
dari karbohidrat.
b. Lemak
adalah garam yang terjadi dari pernyatuan asam lemak dengan alkohol organik
yang disebut gliserol atau gliserin.
c. Protein
adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atau atom-atom C, H,
O dan N. Protein berasal dari kata proteos yang berarti menduduki tempat
pertama.
d. Vitamin
adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit untuk
mengatur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik seperti: pertumbuhan normal,
memelihara kesehatan dan reproduksi.
Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari mengkonsumsi bahan makanan.
Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari mengkonsumsi bahan makanan.
e. Mineral
adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk membantu
reaksi fungsional tubuh, misalnya untuk memelihara keteraturan metabolisme.
f. Air
merupakan komponen terbesar dari struktur tubuh manusia kurang lebih 60-70%
berat badan orang dewasa berupa air, sehingga air sangat diperlukan oleh tubuh
terutama bagi yang melakukan olahraga atau aktivitas berat. Serat makanan
termasuk karbohidrat komplek yang tak dapat dicerna, berperan untuk memelihara
fungsi normal saluran cerna.
Dari keenam unsur gizi, tubuh akan memperoleh sumber energi untuk bermain, belajar, bekerja, serta sumber pembangunan untuk pertumbuhan yang normal, juga zat pengatur demi kelancaran proses proses didalam tubuh dan kesehatan yang baik.
Dari keenam unsur gizi, tubuh akan memperoleh sumber energi untuk bermain, belajar, bekerja, serta sumber pembangunan untuk pertumbuhan yang normal, juga zat pengatur demi kelancaran proses proses didalam tubuh dan kesehatan yang baik.
Sumber Zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh diperoleh dari :
a). Karbohidrat
terutama terdapat pada tumbuh-tumbuhan, seperti beras, jagung, kentang, gandum
dan ubi ubian
b). Lemak
banyak terdapat dalam lauk pauk (daging berlemak) dan minyak (minyak goreng).
c).
Protein terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen,oksigen, dan nitrogen, selain
itu unsur sulfur dan fosfor juga ada. Semua unsur tersebut diperoleh melalui
tumbuh-tumbuhan (protein, nabati) seperti kacang-kacangan terutama kedelai dan
kacang hijau serta hasil olahannya (tempe dan tahu), dan melalui hewan (protein
hewani),seperti daging, susu, telur, ikan.Lauk pauk juga tidak ketinggalan karena
lauk pauk merupakan sumber protein, yaitu bisa berupa protein hewani (telur,
ikan, udang, dan sejenisnya,ayam, daging, susu, dan hasil olahan susu dan
protein nabati(kacang-kacangan, tempe, dan tahu).
d). Vitamin
bersumber dari sayur mayur dan buah-buahan, dan lain sebagainya.
e). Mineral
dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangun dan zat pelindung. Banyak terdapat dalam
lauk pauk atau sayuran, misalnya Fe(zat besi) terdapat dalam bayam, kangkung,
dan katuk, telur dan sayuran hijau lainnya.
f). Air
KEBUTUHAN
GIZI UNTUK PERTUMBUHAN ANAK AGAR SEHAT Pemenuhan
gizi secara lengkap ,tepat dan seimbang akan saling memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan seperti terhadap
tulang, penglihatan dan daya tahan tubuh bahkan otak sebagai organ kecerdasan.
Semua tu mendukung
kapasitas anak sehingga memilki kemampuan yang optimal di kemudian hari papar Prof.Ir.H.Hardinsyah, MS, Guru besar departemen gizi
masyarakat fakultas ekologi manusia. IPB (FEMA IPB).
Hardiansyah menegaskan bahwa semenjak dalam kandungan kapasitas dan karakter seseorang di kemudian hari ditentukan dari proses bagaimana di dibesarkan. Hal itu termasuk kualitas gizi dan stimulasi yang di dapatkan bahkan sejak a dalam kandungan. Gizi yang baik akan mendukung proses pertumbuhan janin . sejak hamil pertumbuhan sel otak pada janin sudah harus dimaksimalkan ,oleh sebab itu calon ibu perlu menyiapkan gizi yang tepat sejak awal masa kehamilan.
Penting diketahui cikal bakal otak sudah terbentuk pada minggu ketiga kehamilan berupa lempeng saraf. Kemudian pada minggu ke empat berubah menjadi tabung saraf lalu pada minggu kelima kehamilan mulai terbentuk otak besar ,batang otak,otak kecil dan medula spinalis. Kemudian setelah lahir kedunia periode yang penting untuk di perhatikan dalam pertumbuhan otak adalah usia 0-2 tahun. Karena wakut tersebut merupakan periode emas terjadinya perkembangan saraf otak tercepat khususnya mielinisasi.
Hardiansyah menegaskan bahwa semenjak dalam kandungan kapasitas dan karakter seseorang di kemudian hari ditentukan dari proses bagaimana di dibesarkan. Hal itu termasuk kualitas gizi dan stimulasi yang di dapatkan bahkan sejak a dalam kandungan. Gizi yang baik akan mendukung proses pertumbuhan janin . sejak hamil pertumbuhan sel otak pada janin sudah harus dimaksimalkan ,oleh sebab itu calon ibu perlu menyiapkan gizi yang tepat sejak awal masa kehamilan.
Penting diketahui cikal bakal otak sudah terbentuk pada minggu ketiga kehamilan berupa lempeng saraf. Kemudian pada minggu ke empat berubah menjadi tabung saraf lalu pada minggu kelima kehamilan mulai terbentuk otak besar ,batang otak,otak kecil dan medula spinalis. Kemudian setelah lahir kedunia periode yang penting untuk di perhatikan dalam pertumbuhan otak adalah usia 0-2 tahun. Karena wakut tersebut merupakan periode emas terjadinya perkembangan saraf otak tercepat khususnya mielinisasi.
Perkembangan otak
terus berlanjut hingga anak berusia 5 tahun meski tak secepat sebelumnya. Saat
periode inilah masa puncak dari perkembangan otak anak yang akan menjadi
pondasi bagi perkembangan otak selanjutnya.
Faktor yng paling penting untuk pembentukan sel-sel otak pada masa periode emas adalah gizi. Adapun beberapa gizi yang berperan adalah glukosa,vitamin,mineral ,asam linolenat,asam amino esensia ldan kolin. Disamping itu hal lain yang tak kalah penting dalam pemenuhan gizi anak adalah asupan zat gizi makro dan mikro dari beragam makanan. Untuk memenuhi kebutuhan gizi orang tua perlu memperhatikan asupan sumber makana yang seimbang dan bervariasi. Karena itu penuhilah kebutuhan gizi anak dengan menu yang mengandung karbohidrat ,lemak,protein ,vitamin dan mineral yang sesuai kebutuhan anak sebagai contoh kharbohidrat bisa berasal dari nasi dan kentang ,protein dari ayam,ikan,daging sapi,lemak dari ikan,daging ayam,telur dan susu,vitamin dari buah-buahan,mineral dari sayur-sayuran dan susu.tentunya harus seimbang setiap harinya.
Faktor yng paling penting untuk pembentukan sel-sel otak pada masa periode emas adalah gizi. Adapun beberapa gizi yang berperan adalah glukosa,vitamin,mineral ,asam linolenat,asam amino esensia ldan kolin. Disamping itu hal lain yang tak kalah penting dalam pemenuhan gizi anak adalah asupan zat gizi makro dan mikro dari beragam makanan. Untuk memenuhi kebutuhan gizi orang tua perlu memperhatikan asupan sumber makana yang seimbang dan bervariasi. Karena itu penuhilah kebutuhan gizi anak dengan menu yang mengandung karbohidrat ,lemak,protein ,vitamin dan mineral yang sesuai kebutuhan anak sebagai contoh kharbohidrat bisa berasal dari nasi dan kentang ,protein dari ayam,ikan,daging sapi,lemak dari ikan,daging ayam,telur dan susu,vitamin dari buah-buahan,mineral dari sayur-sayuran dan susu.tentunya harus seimbang setiap harinya.
HUBUNGAN
GIZI DENGAN KESEHATAN DAN KECERDASAN ANAK
Pertumbuhan anak
umur antara satu tahun sampai pra-remaja sering disebut sebagai masa laten atau
tenang. Walaupun pada masa ini pertumbuhan fisiknya lambat, tetapi merupakan
masa untuk perkembangan sosial, kognitif, dan emosional. Anak usia sekolah
mempunyai aktivitas yang lebih banyak sehingga membutuhkan energi yang lebih
banyak pula. Di samping itu, sistem penyimpanan glikogen di otot pada anak
sangat sedikit, mengakibatkan terbatasnya persediaan asam amino untuk
glikoneogenesis. Hal ini dapat berdampak pada keadaan anak yang menjadi tidak
bersemangat, lemah, dan lesu (Soetjiningsih, 2002).
Anak membutuhkan
nutrisi lebih banyak untuk pertumbuhan tulang,gigi, otot, dan darah. Ditambah
lagi dengan berbagai masalah yang menyertai pertumbuhannya, seperti anak mulai
memilih-milih makanan sesuai keinginannya, atau pengaruh teman dan iklan di
media massa.Anak memiliki risiko malnutrisi apabila
kebutuhan nutrisi yang menunjang proses tumbuh kembangnya tidak tercukupi
dengan baik.
Pengaruh makanan
terhadap perkembangan otak, apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi
yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan
metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal. Pada
keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan
badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. Jumlah
sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan
organisasi biokimia (neurotransmitter) dalam otak. Keadaan ini berpengaruh
terhadap perkembangan kecerdasan anak (Pamularsih, 2009).
Menurut Soekirman
(2000), faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi terdiri dari penyebab
langsung dan tidak langsung.
1)
Penyebab langsung, yaitu:
a) Asupan makanan
a) Asupan makanan
b) Penyakit
infeksi yang mungkin diderita.
Timbulnya gizi kurang tidak hanya
dikarenakan makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat
makanan cukup baik tetapi sering diserang diare atau demam akhirnya dapat
menderita kurang gizi. Sebaliknya, anak yang mendapat makanan tidak cukup baik,
daya tahan tubuhnya dapat melemah. Dalam keadaaan demikian mudah terserang
infeksi, kurang nafsu makan, dan akhirnya berakibat kurang gizi.
2)
Penyebab tidak
langsung, yaitu:
a) Ketahanan
pangan keluarga, yaitu kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutu gizinya.
Ketahanan pangan keluarga mencakup ketersediaan pangan baik dari hasil produksi
sendiri maupun dari sumber lain atau pasar, harga pangan dan daya beli keluarga serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
sendiri maupun dari sumber lain atau pasar, harga pangan dan daya beli keluarga serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
b). Pola
pengasuhan anak, meliputi sikap dan perilaku ibu atau pengaruh lain dalam hal
kedekatannya dengan anak,makan, merawat, menjaga kebersihan, memberi kasih
sayang, dan sebagainya.
c) Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan, yaitu
akses dan keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan
kesehatan yang baik seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan
persalin
an, penimbangan anak, pendidikan kesehatan dan gizi
serta sarana kesehatan yang baik. Semakin baik ketersediaan air bersih yang
cukup untuk keluarga serta semakin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan
dan sarana kesehatan, ditambah peningkatan pemahaman ibu tentang kesehatan,
semakin kecil risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi.
KEBUTUHAN ENERGI UNTUK ANAK
PRA-SEKOLAH
1.
KALORI
Kalori
merupakan satuan panas dalam proses metabolisme dan dipakai untuk menyatakan
besarnya energi yang terkandung dalam bahan makanan. Sewaktu laju pertumbuhan
menurun pada masa pra-sekolahkebutuhan kalori per kg tidak setinggi pada
waktu masa bayi dan nafsu makannya jua menurun. Kebutuhan kalori
anak pra-sekolah adalah 80 kkal/kg BB/hari.
2. PROTEIN
Keperluan
protein untuk anak pra-sekolah adalah 1,5 g/kg BB/hari.
Sumber
makanan dari : telur, ayam, bebek, daging, jeroan, ikan, ikan laut, ikan air
tawar, udang, susu, keju, sereal, kacang-kacangan, kacang tanah, kacang
kedelai, tahu, tempe, jagung, beras, gandum.
3. KARBOHIDRAT
Kebutuhan
makanan yang berimbang 50% berasal dari karbohidrat. Sumber makanannya:susu, tepung, ubi, singkong, sagu, sereal, beras,jagung, gandum, buah, jajanan, sirup, kue, sayur.
4. LEMAK
Kebutuhan
makanan yang berimbang 35% berasal dari lemak. Sumber
makanannya : susu, keju, kuning telur, mentega, margarin, minyak nabati, kacang tanah, daging, jeroan, otak, ikan.
5. CAIRAN
Keperluan
anak berkisar antara 100-125 ml/kg BB/hari atau sebanyak 1150-1800 ml/hari.
6. VITAMIN
A ATAU RETINOL
Kebutuhan
vitamin A anak adalah 800ng RE/hari. Sumber makanan : hati, minyak ikan, susu,
produk kemasan susu, ikan air tawar, kuning telur, mentega, sayur dan buah
berwarna hijau, kuning dan merah.
7. TIAMIN
Kebutuhan
tiamin anak adalah 0,5-0,6 mg/hari. Sumber makanan :
hati, daging, susu, kuning telur, sereal, beras,setengah giling, gandum, kacang-kacangan dan sayuran.
8. RIBOFLAVIN
Kebutuhan
riboflavin anak adalah 0,8 mg/hari. Sumber makanan : susu, keji, hati, jeroan,
daging, telur, ikan, sayur berdaun hijau.
9. NIASIN
Kebutuhan
niasin anak balita adalah 13 mg/hari. Sumber makanan: daging, ikan, ayam, hati, sereal, sayuran berwarna
hijau dan kacang tanah.
Cara Menyusun Menu Seimbang Untuk Anak
Prasekolah
Anak usia
pra-sekolah masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, untuk itu berikan
nutrisi yang sehat dan seimbang serta harus ditunjang dengan rangsangan lebih
baik. Apabila kegemukan, jangan berikan diet yang ketat, namun jika asupan gizi
kurang, buatlah suasana makan menjadi menyenangkan.
Tabel I. Makanan panduan untuk anak
pra sekolah
Kelompok makanan
|
Disarankan porsi harian
|
Disarankan melayani ukuran
|
Sayur-sayuran berdaun hijau gelap, kuning, kacang
kering dan kacang polong, dan sayuran-sayuran lainnya
|
3-5 porsi
Sertakan semua jenis secara teratur. Sering sajikan
sayuran hijau tua. Sajikan kacang kering dan kacang polong yang dimasak dalam
beberapa kali seminggu
|
¼ cangkir sayuran yang dimasak
¼ cangkir sayuran mentah cincang
½ cangkir sayuran mentah berdaun seperti seperti
daun selada atau bayem
|
Buah-buahan
Sertakan buah-buahan atau jus pada mereka secara
teratur
|
2-4 porsi
|
½ buah utuh seperti pisang, apel, jeruk atau irisan
melon
½ cangkir jus
¼ cangkir dimasak atau buah kalengan
¼ cangkir kismis
|
Sereal, nasi dan pasta
|
6-11 porsi
Termasuk beberapa porsi produk gandum harian
|
½ potong roti
½ roll, biskuit atau muffin
4 kerupuk, biskuit asin
¼ cangkir dimasak sereal, nasi atau pasta
1/3 cangkir siap untuk makan sereal kering
¼ dari camgkir untuk dimasal sereal panas
|
Susu, yogurt dan keju
|
4 porsi
|
½ cangkir susu atau yogurt
¾ ons keju alami
½ ons keju diproses
|
Daging unggas, ikan, kacang kering dan kacang polong, telur dan
kacang-kacangan
|
3-5 porsi
|
1 ons daging dimasak
Unggas atau ikan
½ telur
½ cangkir kacang masak
2 sendok makan selai kacang
|
Asupan zat gizi yang dibutuhkan anak
usia TK menurut Rizqie Auliana (2011) :
Bahan
makanan atau penukar
|
Jml
Porsi (p)
|
Pagi
|
Selingan
Pagi
|
Siang
|
Selingan
Sore
|
Sore
|
Nasi
|
3
|
1
|
|
1
|
|
1
|
Sayur
|
2
|
¾
|
|
¾
|
|
½
|
Buah
|
2 ½
|
|
½
|
|
2
|
|
Tempe
|
2
|
|
|
1
|
|
1
|
Daging
|
3
|
1
|
|
1
|
|
1
|
Minyak
|
2
|
½
|
|
¾
|
|
¾
|
Gula
|
2
|
|
1
|
|
1
|
|
Susu
|
1
|
|
|
|
1
|
|
Total Sehari
|
1400
|
293,75
|
75
|
381,25
|
275
|
375
|
Patokan porsi
yang digunakan:
1. Nasi 1 porsi=
3/4 gls=100 g=175 kal
2. Sayur 1
porsi= 1 gls=100 g=25 kal
3. Buah 1
porsi=1-2 bh=50-190 g=50 kal
4. Tempe 1
porsi= 2 ptg sdg=50 g=75 kal
5. Daging 1
porsi= 1 ptg sdg= 35 g=75 kal
6. Minyak 1
porsi= 1 sdt=5 g=50 kal
7. Gula 1 porsi=
1 sdm=13 g=50 kal
8. Susu bubuk (tanpa
lemak) 1 porsi=4 sdm=20 g=75 kal
Usia 1-6 tahun.
Nutrisi yang tepat
untuk anak 1-6 tahun adalah yang bisa mengoptimalkan kemampuan motorik,
konsentrasi dan perkembangan fisiknya misalnya membantu tulang dan gigi.
Menurut
Almatsier (2001), kesehatan seringkali identik dengan keadaan
tubuh atau fisik, namun demikian bahwa pada dasarnya kesehatan tidak hanya
melingkupi fisik saja. Hal ini sesuai dengan Undang-undang kesehatan No. 23
Tahun 1992 menyatakan bahwa “kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa,
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.”
Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keadaan sehat pada seseorang itu
tidak hanya melingkupi fisik atau badan saja tetapi juga keadaan jiwa atau
psikis juga ikut menentukan kualitas kesehatan. Baik kesehatan yang dimaksud
bersifat menyeluruh atau integral. Artinya, kesehatan antara yang satu dengan
yang lainnya saling mempengaruhi.
Adapun
pada anak usia dini kesehatannya melingkupi kesehatan fisik dan psikis, yang
keduanya merupakan komponen penyusun manusia yang saling mempengaruhi.
Kesehatan fisik yaitu terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang
secara klinis tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal atau
tidak ada gangguan fungsi tubuh. Sedangkan kesehatan psikis adalah terwujud
apabila pikirannya sehat, emosional sehat dan spiritualnnya sehat.
Pertama, pikiran sehat tercermin dari cara berfikir seseorang yakni mampu
berfikir logis atau berfikir secara runtut. Kedua, emosional yang sehat
tercermin dari kemempuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya. Ketiga,
spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang mampu mengekspresikan rasa
syukur, pujian, atau penyembahan terhadap sang pencipta.
Lebih
lanjut, kedua jenis kesehatan tersebut sangatlah berpengaruh antara satu dengan
yang lainnya. Artinya kesehatan fisik sangat lah berpengaruh terhadap kesehatan
psikis, begitupun juga sebaliknya. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa ketika anak
sehat secara psikis maka akan menunjang terhadap kesehatan fisiknya, yang
kemudian berpengaruh terhadap semangat dan kesiapan anak untuk beraktivitas.
Lain
halnya ketika psikisnya terganggu maka seringkali menyebabkan fisiknya sakit,
dalam hal ini dikenal dengan istilah somatoform yaitu gangguan mental
yang mempengaruhi fisik, tetapi pada dasarnya, fisiknya tidak mengalami
gangguan apa-apa. Adapun contohnya adalah dengan seorang anak yang megalami
gangguan psikis seperti trauma, stress, takut yang berlebihan seringkali
menyebabkan anak memiliki perilaku menarik diri, nafsu makannya berkurang,
bahkan cenderung takut untuk tidur. Dengan berbagai penyebab tersebut tentunya
akan berdampak pada fisik anak yang lemas karena kekurangan nutrisi dan di sisi
lain energinya terkuras karena munculnya berbagai pemikiran-pemikiran yang
tidak sehat dan emosi yang tidak sehat. Lebih lanjut hal ini berdamapak
munculnya penyakit-penyakit fisik seperti maag, tifus, dan lain-lain.
Selain
itu juga, sehatnya fisik anak juga akan sangat berpengaruh terhadap psikis.
Ketika keadaan fisiknya sehat dalam arti semua organnya normal dan berfungsi
normal, maka menunjang terhadap pemikirannya yang sehat, mampu mengekspresikan
emosinya secara positif dan bahkan mampu berekspresi secara spiritual.
Contohnya, anak mampu konsentrasi dan semangat belajar.
Adapun
ketika kondisi fisiknya terganggu seringkali menyebabkan sakitnya psikis anak
atau yang dikenal dengan istilah psikomatik yaitu gangguan fisik yang
mempengaruhi keadaan psikis. Contohnya adalah ketika anak sakit seperti diare,
typus, atau pun gangguan fisik lainnya cenderung menyebabkan anak menjadi
merasa lemas, tidak memiliki semangat untuk berpikir positif bahkan berdampak
terhadap munculnya stress dan depresi karena penyakit yang dialami. Selain itu
juga emosi anak seringkali tidak terkendali bahkan diekspresikan dengan
tantrum.
Berdasarkan
uraian di atas dapat dikatakan bahwa baik kesehatan fisik atau pun psikis
merupakan komponen yang harus senantiasa diperhatikan, dijaga, dan dipelihara.
Dengan demikian, anak akan tumbuh dan berkembang dengan optimal, baik secara fisik
maupun psikis.
a.
Kurang Gizi/ Malnutrisi
Banyak
anak kekurangan gizi karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan. Atau jika
mereka hanya mendapatkan makanan yang kurang kandungan gizinya, misalnya
makanan dengan banyak air dan serat di dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar,
atau bubur jagung. Makanan jenis ini hanya membuat anak-anak menjadi kenyang
dan tidak memenuhi kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada
anak ditemukan kekurangan zat-zat gizi tertentu, seperti kekurangan vitamin A,
yodium, dan lain-lain. Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak,
termasuk dalam kasus ringan seperti:
1) Pertumbuhan lambat
2) Perut bengkak
3) Tubuh kurus
4) Kehilangan nafsu makan
5) Kehilangan energi
6) Pucat (anemia)
7) Luka di sudut-sudut mulut
8) Sering pilek dan infeksi lainnya
9) Rabun ayam
Dalam kasus lain yang
lebih serius, yaitu:
1) Berat badan tidak bertambah
2) Pembengkakan kaki (kadang-kadang muka
juga)
3) Bintik hitam, 'memar', atau buka
mengupas luka
4) Rambut menipis atau bahkan rontok
5) Kurangnya keinginan untuk tertawa atau
bermain
6) Luka dalam mulut
7) Kecerdasan tidak berkembang
8) 'Mata kering' (xeroftalmia)
9) Kebutaan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dibahas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa masa
prasekolah adalah masa peralihan antara masa bayi dan masa anak sekolah. Anak
pada usia ini dalam menjalani tumbuh kembangnya membutuhkan zat gizi yang
esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang
harus dikonsumsi secara seimbang. Kebutuhan pada anak usia ini memerlukan
kalori sebesar 50 kkal per kg berat badan. Anak-anak disetiap tahapan usia
membutuhkan penanganan berbeda seiring dengan pertumbuhannya. Hal ini
disebabkan oleh pada setiap tahapan pertumbuhan, karakter
anak berbeda-beda. Sehingga, penyesuaian kebutuhan anak disetiap
tahapan usia sangat penting untuk mencapai pertumbuhan optimal.
3.2.
Saran
Dari kesimpulan diatas, adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis
yaitu sebagai berikut.
1. Orang tua harus memberikan nutrisi yang
cukup dan seimbang kepada anaknya ketika berusia 1-6 tahun.
2. Orang tua harus mampu menyusun menu
seimbang untuk anaknya.
Artikelnya bagus, enak untuk di baca dan tentunya mudah untuk di pahami. Dengan adanya artikel ini saya jadi terbantu, kebetulan saya lagi cari artikel yang seperti ini, tulisan ini bermanfaat bagi saya dan orang lain.Kunjungi juga gan Artikel Tentang kesehatan ini artikel saya.
BalasHapus